16.

1.7K 178 16
                                    

Happy 10k viewers

Aku gabakal bosen bilang, "Makasih udah sayang sama Abang dan Adek," karena aku sebersyukur itu tulisan ini bisa kalian temuin

Jangan bosen sama Abang dan Adek, yaaaa

Makasih banyak-banyak buat cinta yang kalian kasihhh~

Piriding~

"Mas, beli baksonya dua bungkus!" Haechan duduk di salah satu bangku, menatap sekitar dengan bingung. Kok orang-orang ketawa, ya? Apa ada badut lewat? Tapi waktu Haechan lihat ke sekeliling tidak ada, kok.

"Enggak ada, Mas," jawab yang jualan.

"Kok nggak ada? Perasaan ini masih sore deh, Mas. Masa udah habis baksonya?" Haechan menggaruk rambutnya yang gatal dikit karena kena panas sinar matahari. Karena belum sampoan juga, sih.

"Ya enggak ada, Mas. Orang saya jualan nasi goreng, bukan bakso." Mas-mas yang jualan sedikit sewot balas omongan Haechan. Kesel aja dia tuh. Padahal di gerobaknya ada tulisan gede, "NASI GORENG MAMANG ASEP" bukan "BAKSO GORENG MAMANG ASEP". Haechan mah, edannya kumat di saat yang tidak tepat.

"Ya kan saya maunya beli bakso, Mas, bukan beli nasi goreng." Dih, udah salah masih ngeyel. Gila memang Haechan tuh.

"Ya kalau mau beli bakso jangan di sini, Mas. Saya nggak jualan bakso."

"Gimana sih masnya, orang ada yang mau beli malah diusir," gerutu Haechan kesal. Masih ngeyel aja nih bocah.

"Saya jualannya nasi goreng, Mas, bukan bakso!" Mamang jualannya makin emosi.

Haechan ngedumel sendiri dengar balasan Mang Asep, kang jualan nasi goreng. Masa omongannya masih kurang jelas? Dia maunya beli bakso, bukan nasi goreng.

"Saya maunya beli bakso, Mas!" seru Haechan lagi.

"Lo budek atau gimana, sih? Buta juga, ya? Perasaan lo pinter deh, kok nggak bisa baca sama dengerin omongan orang?" Haechan menoleh. Tadinya dia udah siap nyembur orang yang ngomong, tapi tidak jadi pas lihat siapa yang negur dia. Lisa gengs! Pujaan hatinya.

"Eh, hehe ... Lisa." Haechan senyum konyol, menggaruk pipi kanannya sendiri. Ya jelas, masa dia garuk pipinya Lisa? Yang ada ntar kena gampar. "Ngapain di sini, Lis?"

"Mau beli nasi goreng lah, orang Mang Asep jualan nasi goreng. Nggak kayak alien aneh yang beli bakso di warung tukang nasi goreng!" balas Lisa sewot plus sarkas. Haechan ketawa-ketawa tidak jelas lagi. Malu juga dia karena dimarahin sama gebetan. Eh, masih calon gebetan tidak, sih? Au ah, Haechan bingung.

"Iya, ya. Kok bisa ada yang beli bakso di warung kang nasi goreng?" Dih, dasar tidak sadar diri.

Lisa hanya mencibir pelan, tidak ingin lanjut membalas kalimat Haechan yang makin nyeleneh. Menurut rumor yang beredar, Haechan itu aneh, semakin dibalas semakin gila keanehannya. Lisa tidak mau berhubungan dengan anak seaneh Haechan, takut nanti dia jadi ketularan gilanya.

"Mang, nasi gorengnya dua bungkus. Dikasih sate, ya. Kayak biasa aja."

"Siap, Neng!" balas Mang Asep, tukang jualan nasi goreng.

"Mas, saya juga, nasi goreng dua. Enggak pakai timun sama ijo-ijonya. Enggak pedes, ya. Kasih sate juga." Haechan ikut menyerukan pesanannya. Syukur otak Haechan balik ke tempat.

"Nah, gitu dong, Mas! Saya jualannya nasi goreng, bukan bakso!"

"Ah, si mas bisa aja bercandanya." Mang Asep balik kecut aja ekspresinya denger omongan Haechan.

BrotherHot•√ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang