Hari ini aku update tiga kali
Yeeyyy, triple updates!
Habis ini kayaknya nggak bisa update cepet-cepet kayak gini lagi, dehTolong sebarin ke temen-temen kalian kalau suka ceritanya, yaa~
Tinggalin komentar juga buat abang sama adek~
Piriding all~
•Jaehyun tuh sayang banget sama adiknya. Dia nggak pernah suka lihat Haechan nangis karena orang lain. Soalnya motto dia, kan, Haechan cuma boleh nangis kalau Jaehyun yang jahilin. Prinsip ala iblis emang.
Pernah nih, suatu hari Johnny godain Haechan. Cuma godaan biasa gitu, kek yang bilang 'Chan, seksi banget lo' atau sejenis sama godaan-godaan kayak preman pasar halus belaian gitulah. Tapi itu tuh bercanda doang tanpa maksud apa-apa, gituuu. Aslinya sih biasa aja, tapi emang sifat Haechan yang cengengnya naudzubillah, sama si adek yang lagi mode tidak mau diganggu, jadilah bayiknya Jaehyun, si Haechan itu nangis.
Tahu apa yang terjadi? Jaehyun kalap mukulin Johnny sampai babak belur, hampir mati aja tuh manusia kalau Haechan nggak gerak buat ngehentiin abangnya. Memang sinting Jaehyun tuh kalau udah meyangkut Haechan.
Beruntungnya nih, Johnny gak terlalu ngambil hati sama kejadian itu. Dia juga gak bosen temenan sama Jaehyun. Selain itu Haechan juga berjanji sama diri sendiri, dia gak bakal nangis-nangis bombay karena digodain sama cowok. Terutama kalau cowoknya itu temen abangnya. Soalnya Jaehyun tuh cuma berani kalap sama cowok gitu. Beneran keren dia mah, ngejaga adek ama ibunya. Itu juga yang bikin Haechan iri sama Jaehyun. Soalnya Jaehyun kelihatan gentle waktu belain dia.
Abangnya itu keren banget, kayak gak punya celah. Satu-satunya celah Jaehyun, ya, itu, dia edan banget kalau godain Haechan. Kayak nggak inget kalau dia suka marah sama orang kalo ada yang gangguin adeknya. Sinting memang. Udah itu doang. Selain itu, semuanya kek yang sempurna buat Jaehyun. Terlalu sempurna dan bikin Haechan mual kalau harus muji kesempurnaan abangnya.
"Gue nggak kalah keren dari Jaehyun, kok!" Haechan bergumam pelan. Oh iya, Haechan mau nembak Lisa, kek yang dia omongin ke Jaemin kemarin. Dia lagi duduk di bawah pohon gede, nungguin Lisa dateng.
"Ganteng? Cek. Bisa olahraga? Ehm, gue pinter main lompat tali, itu termasuk olahraga, jadi cek. Atletis? Bentar lagi gue bentuk badan kek gitu. Sekarang kan masih kecil, nggak boleh olahraga berat-berat." Haechan mengangguk pelan, meyakinkan diri sendiri kalau dia tidak kalah keren dari Jaehyun, abangnya.
Sembari nungguin Lisa datang, bibir Haechan berdendang pelan, mengalunkan nyanyian lama yang menjadi favoritnya. Haechan mengangkat kepala, menatap langit yang sangat cerah. Kayaknya semua bakalan berjalan lancar deh, langit aja dukung dia kok. Hechan yakin banget. Hatinya menjadi berbunga-bunga, ingin segera menyatakan perasaan pada Lisa.
"Lisa, mau nggak jadi pacar Haechan? Nggak. Nggak. Terlalu biasa." Haechan berdehem pelan sambil menggeleng-geleng.
"Lisa, pacaran sama Haechan, yuk?" Haechan mengedip, lalu kedua bahunya merosot. "Kok aneh, ya?" Mulutnya mendesah pelan, bingung harus berkata apa.
"Adek, ayo pulang!" Haechan menoleh ke sumber suara, membolakan mata lebar-lebar. Dia segera berdiri dan menatap Jaehyun takut-takut.
"Adek nanti pulang sama Jaemin, Bang," dustanya.
"Jaemin udah pulang sama Doyoung tadi." Jaehyun membantah tanpa beban. "Ayo pulang!" Jaehyun mengajak sekali lagi.
Mata Haechan bergerak tidak fokus. Dia bingung harus cari alasan apa buat mengelabui Jaehyun sekarang.
"Adek, ehm ... Adek ...." Haechan menjadi gugup. Satu lagi kelemahan miliknya adalah dia tidak akan bisa menang dari Jaehyun. Haechan terjebak sekarang.
"Adek mau diem di sini, nunggu Lisa dateng terus nembak Lisa, gitu?"
Haechan menggeleng heboh, menatap Jaehyun takut-takut. "Enggak kok! Nggak gitu!" elaknya cepat.
"Jaemin tadi yang bilang sama Abang."
Jaemin sialan, desis Haechan dalam hati.
"Abang! Adek 'kan udah gede, nggak pa-pa lah kalau pacaran!"
"Terus, kemarin kamu nangis-nangis karena Jennie itu kenapa? Udah gede tapi nangis gara-gara mau dicium cewek!"
Jaehyun menatap remeh ke arah Haechan yang semakin terpojok. Kedua tangannya dia lipat di depan dada, udah kayak bos yang mergokin budak korporatnya lagi melakukan kesalahan.
"Lisa beda!" Haechan berkilah tanpa sadar.
"Dulu kamu juga bilang gitu soal Jennie, tapi apa? Dia kayak orang gila yang ngejar-ngejar kamu sekarang. Mau kayak gitu lagi?" sembur Jaehyun, tidak mau dibantah. Haechan sendiri hanya bisa menggeleng pelan, tidak tahu harus menjawab apa sekarang.
"Ayo pulang!" ajak Jaehyun, menarik tangan adiknya. "Sebelum mau nembak-nembak cewek gitu, mendingan kamu belajar buat nggak cengeng lagi!" Suara gerutuan Jaehyun terdengar sangat jelas.
Haechan menghela napas pelan panjang. Abangnya itu benar. Selama dia masih cengeng seperti sekarang, semuanya akan menjadi percuma. Dia tidak bisa memiliki kekasih dengan sifatnya yang masih kekanakan.
Haechan mendesah, menatap bangku tempatnya duduk tadi. Dia akan memberitahu Lisa setelah sampai rumah nanti. Haechan harap, Lisa tidak akan datang. Kasihan gadis itu jika harus menunggu.
Yaahhh, walau sebenarnya Haechan tidak perlu berharap juga, sih. Karena sebenarnya Jaehyun menghampiri karena tadi dia melihat Lisa yang sudah pulang lebih dulu. Dia tidak mau adeknya menunggu harapan yang sia-sia belaka.
Poor Adek.
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BrotherHot•√ [Terbit]
FanfictionCOMPLETED! [Sebagian chapter dihapus untuk kepentingan penerbitan] Follow dulu kuy, biar asik. Warning! CERITA SUKA-SUKA! ALUR TIDAK JELAS, TAPI MASIH BISA DIBACA! • Jaehyun itu gilanya alami, sama lah sama adeknya, Haechan. Intinya, mereka berdua t...