Melangkah

9.4K 666 5
                                    

Sebelumnya Othorr minta maaf karena satu dan lain hal, tulisan dipart ini ngilang entah kemana. Dan sialnya, Othorr lupa sama jalan ceritanya. Jadi Othorr bikinin part ini sedikit buat Rindy Rion. Semoga ngga melenceng dari jalan cerita selanjutnya ya..

***

"Lo yakin mau pergi sekarang? Bukannya lusa?" Andra berjalan cepat bersama Nino juga Alan dengan Zevan yang tertinggal agak jauh dibelakang mereka. "Jangan bilang lo mau move on dari Rindy dengan kabur kekota orang?"

"Gue mau nyelesein urusan gue secepatnya." sahut Alan untuk menjawab pertanyaan Nino. Mereka bertiga sudah tau mengenai kedatangan Rindy tempo hari kerumahnya. Kebetulan hari itu mereka bertiga berkunjung siangnya dan mendapati Alan yang sedang termenung dan berakhir menceritakan semuanya pada mereka.

"Oke deh. Kami percaya." balas Zevan begitu berhasil menyeimbangi langkah ketiga sahabatnya.

"Daripada lo capek-capek boong. Kasian." dengan kesal Alan meninju lengan Zevan yang datang terlambat dari waktu yang sudah dijanjikan. Karena itulah dia mendapat hukuman membawa koper Alan.

"Sialan lo. Ntar abis gue balik, kita ngumpul lagi lah. Gue kangen sama Silver Moon." sejak memutuskan mengejar Rindy, Alan memang tidak pernah ketempat itu lagi. Dia meninggalkan dunia malam dan hanya berfokus pada Rindy dan pekerjaannya.

"Kami tunggu untuk traktiran sepuasnya."sahut Andra. Mereka tiba dipintu keberangkatan. Alan begitu ribut minta diantar oleh ketiga sahabatnya hari ini, dan mereka, walau sibuk dengan urusan masing-masing masih berusaha menyempatkan waktu untuk memenuhi permintaan sahabatnya yang satu ini. Mereka maklum saja dengan sikap-sikap aneh Alan ini, orang baru patah hati seperti Alan memang perlu perhatian lebih.

Alan memandang ketiga sahabatnya satu per satu dan lama sebelum memeluk mereka.

"Lo apa-apaan sih?" protes Zevan bergidik ngeri melihat kelakuan Alan yang menurutnya aneh.

"Gue beruntung punya kalian semua." mendengar jawaban Alan mereka malah saling merangkul satu sama lain, merasa sama beruntungnya dengan Alan karena saling memiliki.

"Lo ngga lama-lama amat kan disana?" tanya Nino sambil menyerahkan koper Alan.

"Belum tau sih. Pokoknya sampai urusan disana beres."

"Ya sudah lah. Baik-baik lo disana. Kalo bisa, pulang nanti bawa pulang calon istri baru." Alan tertawa sambil mengangguk. Dia menyeret kopernya dan berbalik. Sudah tiba saatnya Alan berangkat sekarang. Dia melambaikan tangannya pada Andra Nino dan Zevan tanpa berbalik lagi pada mereka.

***

Alan POV

Mereka ngga mungkin ngga tau kalo aku sedang bohong. Siapa mereka? mereka sahabatku, orang-orang yang sangat mengenalku. Kuakui aku memang menjadikan perjalanan ini sebagai pelarianku dari Rindy. Mana mungkin aku bisa melupakan wanita itu semudah ini? Setelah dia berhasil membuat aku mencintainya sampai sebesar ini?

Apalagi dengan perasaan bersalah ini, aku semakin merasa berharap bisa menebus kesalahanku dengan caraku mencintainya. Tapi Rindy memutuskan memilih jalan yang lain. Dia memilih untuk memenangkan akal sehatnya dan memilih mengorbankan hatinya.

Jika itu memang pilihan kamu, aku akan menyerah Rindy. Aku akan mengikuti apa yang kamu inginkan. Asalkan kamu bisa bahagia dengan pilihanmu. Aku sendiri akan mencoba bahagia dengan keadaan ini. Akan terasa sulit memang, tapi hanya inilah yang jadi pilihanku saat ini. Mungkin ini hukuman bagiku karena sudah menyakiti orang yang mencintaiku dengan tulus dan sekarang aku merasakan bahwa mencintai orang tidak menginginkan kita itu terasa menyakitkan.

Hate You, Can I? (Silver Moon series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang