Alan memang bisa bernafas lega mengetahui bahwa acara pernikahannya benar-benar dibatalkan walau dia merelakan telinganya panas oleh omelan para tetua dikeluarga besarnya yang sudah siap dengan segala persiapan mereka untuk menyambut kehadiran anggota baru dikeluarga mereka.
Yang ada didepan Alan sekarang justru jauh lebih berat untuk dihadapi, membuat mata Alan sendiri terasa panas sekaligus hatinya juga. Apa yang dia liat kini terasa menyesakkan bila dilihat secara langsung. Biasanya dia hanya menyaksikan melalui lensa kamera ataupun mendengarnya dari mulut anak buahnya, bukannya secara langsung seperti ini. Nino memang sudah memperingatkannya, bahwa ngga akan mudah untuk merebut Rindy dari Rion. Pria itu memang berbeda jauh dari segi umur darinya, tapi Rion jauh lebih tau bagaimana caranya memperlakukan wanita daripada Alan. Sadis memang, sahabatnya sendiri saja membandingkan dia seperti itu dengan Rion.
Mereka disana, sedang menikmati makan siang bersama. Secara tidak sengaja, Alan mampir ke rumah makan ini bersana kliennya dan mendapati pemandangan yang tidak dia sangka akan dia lihat hari ini. Rindy masih sangat menyukai ikan ternyata, dan Rion ternyata jauh lebih menyukainya. Terbukti dari bagaimana piringnya terlihat seperti kuburan ikan dengan tumpukan tulang bergelimpangan disana. Alan bergidik karena merasakan perutnya mual seketika.
Alan masih ingat bagaimana hari itu ditempat ini dia menahan alerginya. Bila mengingat kejadian itu, seharusnya dia tertawa saat ini. Namun pada kenyataannya, bukannya tertawa, tersenyum saja rasanya sulit melihat kemesraan pasangan yang ada disana. Alan permisi pada kedua kliennya untuk pergi ke toilet, karena dia mendadak kembali mual mencium aroma pepes ikan yang mereka pesan.
Seperti sudah diatur, Alan berpapasan dengan Rindy yang hanya memandangnya tanpa ekspresi apapun yang coba dia perlihatkan pada Alan. Pria itu sendiri malah menahan Rindy yang langsung mencoba berlalu darinya.
"Rindy tunggu," Rindy memang melepaskan tangan Alan darinya, tapi setidaknya dia menghentikan langkahnya. Artinya dia memberi Alan kesempatan untuk bicara.
"Gue ngga tau ternyata masih ada yang mau lo bicarain sama gue." ucapnya dingin.
"Apa gue masih punya kesempatan?" pertanyaan yang terdengar bodoh sampai Rindy harus tertawa mendengarnya.
"Gue ngga pernah minta lo mencintai gue. Gue cuma minta lo nerima gue. Cuma nerima cinta dan perasaan gue sama lo." Rindy selangkah mendekat pada Alan. "Apa itu terlalu sulit? Tapi apa?Lo terus meminta gue pergi. Sekarang gue sudah bisa mengabulkannya dan kini lo nanya apa lo masih punya kesempatan?" Rindy menggeleng. Semudah ini Alan meminta kesempatan padanya setelah apa yang sudah dia alami selama ini? Rindy merasa Alan terlalu egois dalam hal ini.
"Gue udah membatalkan pernikahan itu." apa yang didengarnya, diakui Rindy cukup mengejutkan. Tadinya dia berfikir bahwa Alan sedang menikmati bulan madunya sekarang.
"Apapun yang lo lakuin, ngga akan merubah keadaan." ucap Rindy dengan nada sinis.
"Beri gue kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan gue. Gue mohon Rindy," Alan tidak melihat adanya tanda-tanda Rindy akan mengiyakan permintaannya, karena wanita itu malah berbalik darinya.
"Jangan rusak kebahagiaan yang gue coba bangun sekarang." ucapnya sebelum benar-benar pergi dari hadapan Alan.
"Ini tidak akan mudah Alan." bisik Alan pada dirinya sendiri.
***
Zevan tertawa dengan senyaring-nyaringnya mendengar cerita Alan mengenai bagaimana pertemuannya dengan Rindy tempo hari. Sepertinya cuma dia yang terlihat senang disini. Andra dan Nino malah terlihat prihatin padanya.
"Lo yakin mau ngelanjutin Lan? Gue rasa bakalan sulit kalo mendengar dari apa yang lo juga Nino ceritain." Andra mencoba menutup mulut Zevan yang masih terbuka lebar sebelum dia bicara.
![](https://img.wattpad.com/cover/33692959-288-k375279.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, Can I? (Silver Moon series)
RomanceBagaimana rasanya bila kamu terus ditolak dan ditolak? Segala usaha sudah kamu lakukan untuk melunakkan hatinya. Dia mencintaimu dan kamu tahu itu. Tapi dia masih menolakmu. Apa aku harus menyerah? Aku berharap bisa membencimu...kamu tau itu? Arind...