"Aku ngga tau kalo dia bakal ada disini juga. Kita nonton lain kali aja ya," Rindy menggamit lengan Rion, meminta dia untuk berdiri dan meninggalkan tempat duduk mereka. Seseorang yang duduk tepat disebelahnya, mengganggu pandangan.
"Biarin lah, anggap dia ngga ada aja. Ya?" lampu studio sudah dimatikan, tanda film akan segera dimulai. Mau tidak mau Rindy pasrah saja, berharap film yang akan dia tonton akan terlihat semenarik sebelum dia melihat orang disamping kirinya.
"Jangan coba-coba nyentuh gue." Rindy merasa ada sebuah tangan yang entah sengaja atau enggak, menyentuh bahunya. Mendengar protes Rindy, Rion segera menarik kekasihnya untuk lebih mendekat padanya.
"Gue bakal biarin lo disini kali ini, tapi jangan harap lo gue bolehin nyentuh dia. Jaga tangan lo!" Rion menggeram pada pria yang dengan santai malah mengacungkan box popcornya pada mereka. Dia ternyata terpancing juga olehnya.
"Dia yang ge er. Gue ngga megang dia. Gue lagi mindahin ini dan kesenggol dia." Alan menyodorkannya lagi, "kalian mau?" tanyanya tanpa rasa bersalah.
Rindy berusaha memedam emosinya dan berusaha tenang dengan mengajak Rion untuk kembali konsentrasi pada film yang sedang diputar.
"Bisa ngga mata lo fokus ke layar?" sejak tadi Rion juga sulit untuk berkonsentrasi karena menyadari ada sepasang mata yang bukannya memandang lurus kedepan, tapi malah ke samping, lebih tepatnya memandang ke arah Rindy.
"Ini mata gue. Terserah kalo gue mau arahin kemana." sahut Alan makin membuat Rindy Rion kehilangan minat mereka untuk nonton lagi.
"Kok lo ngeselin gini sih Lan? Bukannya gue udah bilang, jangan pernah ganggu gue lagi. Lo ngga liat?" Rindy sengaja mengacungkan tangannya yang masih ada dalam genggaman tangan Rion.
"Lo udah kehilangan jaim lo itu ya?" tambah Rion kesal.
"Gue udah lupa sama yang namanya jaga image sejak mutusin buat ngerebut Rindy lagi dari lo." ini bukan pertanda baik bagi Rion. Lawan yang sudah lama diam akhirnya menampakkan dirinya. Walau sebenarnya Rion sudah lama mempersiapkan dirinya saat harus menghadapi hari ini.
"Ini baru yang namanya benar-benar bertarung. Jangan harap gue mengalah untuk kali ini." Alan tidak terlihat goyah sama sekali. Dia malah terlihat bersemangat.
"Lo harus bersiap buat kalah." ledek Rion. Dia benci harus melihat senyum Alan yang terlihat seperti meremehkannya.
"Kalian apa-apaan sih?!!" pekik Rindy kesal. Bagaimana mungkin kedua pria itu beradu mulut didepannya dan secara terang-terangan memperebutkan dia seperti mereka memperebutkan barang.
"Bisa diam ngga sih? Kalo mau berantem, keluar. Jangan disini." pekikan Rindy barusan akhirnya membuat orang-orang yang duduk didekat mereka merasa terganggu.
Rindy lebih dulu keluar meninggalkan Rion dan Alan masih dengan kesal. Dia berjalan dengan cepat membuat kedua pria itu serentak mengejarnya. Rindy mempercepat laju langkahnya, dia merasa sangat malu karena mereka berdua.
"Gue mau pulang sendiri!!!" Rindy menghentikan sebuah taksi sebelum Rion berhasil menahannya.
"Jangan begini lah Dy, kita bisa bicara di mobil." tanpa sempat menoleh pada Alan, mereka langsung berlalu menuju mobil Rion dan meninggalkan pria itu masih berdiri disana.
***
"Kamu ngga harus ngeladenin Alan begitu bisa kan? Aku ngga suka." Rion menghentikan mobilnya ditepi jalan yang agak sepi. Rindy akhirnya memuntahkan apa yang dia simpan dibibirnya dari tadi. "Kamu kan yang bilang anggap aja dia ngga ada?"
"Mana ada sih yang ngga kepancing kalo ada pria yang terang-terangan nyoba rebut pacar kamu didepan muka kamu begitu?"
"Buat apa Derion?" kalo sudah memanggilnya sepert ini, artinya Rindy benar-benar marah pada Rion. "Jelas-jelas aku udah jadi milik kamu. Kenapa kamu harus melakukan itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, Can I? (Silver Moon series)
RomansaBagaimana rasanya bila kamu terus ditolak dan ditolak? Segala usaha sudah kamu lakukan untuk melunakkan hatinya. Dia mencintaimu dan kamu tahu itu. Tapi dia masih menolakmu. Apa aku harus menyerah? Aku berharap bisa membencimu...kamu tau itu? Arind...