Rion POV
Apa yang harus kulakukan sekarang? Dia yang berusaha terlihat kuat ini justru membuatku merasa makin tersiksa. Rindy berusaha menahan perasaannya. Dia terlalu keras dengan dirinya sendiri. Meski dia tidak berusaha memperlihatkannya dan menyimpannya sendiri, aku tau dengan jelas apa yang dia rasakan saat ini. Bukannya sudah pernah kukatakan padanya, bahwa aku sangat mengenalnya lebih dari diriku sendiri. Jadi, apapun yang berusaha dia simpan sekarang, aku mengetahuinya dengan sangat jelas.
Bibirnya ditarik dengan paksa sepanjang hari demi membuatku melihat bahwa dia baik-baik saja saat ini. Lingkaran hitam dibawah mata yang dia coba tutupi dengan concealer tebal mengatakan padaku bahwa sepanjang malam dia pasti memikirkan pria itu. Bibir pucat yang dia coba poles dengan lipstik pink membuat aku tau dia menyembunyikan bibir pucatnya, karena dia hanya menggunakan lipstik bila sedang menghadiri acara penting saja. Betapa besar usahanya untuk menipu mataku.
Rindy datang dengan membawa makan siang yang dia siapkan untukku juga beberapa makanan lebih untuk para kru yang selalu menyambutnya dengan senyum sumringah. Aku tau dia menghindari sendirian dirumah sekarang, demi mengusir pikirannya yang terus tertuju pada Alan.
"Kamu udah makan?" Rindy mengangguk. Aku tau dia bohong. "Kamu nyoba bohong sama siapa?" kusodorkan sesendok nasi beserta lauknya pada Rindy. Dia mau membuka mulutnya walau dengan enggan.
"Aku ngga akan maafin kamu kalo terus nyoba nyiksa diri kamu begini." kuletakkan kotak makanan yang kupegang. Nafsu makanku menguap seketika.
"Berhenti Rindy." kupegang dagu Rindy dan menatapnya dengan lembut sekaligus dalam. Mencoba mengisyaratkan padanya bahwa aku hampir menyerah dengan hubungan ini.
"Aku ngga mau nyakitin kamu." walau dia bilang memang aku yang dia pilih dan semua yang terjadi ini tidak akan menggoyahkan dia untuk tetap melakukannya, aku tetap tidak akan tega melihatnya seperti ini. "Jangan paksa diri kamu lagi. Bisa kita mengakhiri semuanya sekarang?"
Aku memang sudah memikirkannya selama berhari-hari dan keputusan ini sudah bulat untukku. Bukan maksudku untuk melepas dan meninggalkan Rindy, aku cuma ngga mau dia terikat denganku dan membuat hatinya yang masih jelas untuk Alan merasa tercekat. Selain itu, aku sendiri merasa tersiksa dengan pikiran bahwa Rindy berada bersamaku sekarang semata karena dia merasa harus membalas kebaikanku padanya. Tak ada yang bisa kuberikan padanya selain ketulusan, dan aku ngga mengharapkan bayaran untuk itu. Bila Rindy merasa dia harus membayarnya, itu artinya semua yang aku punya habis sudah tanpa sisa untuknya.
"Rion." cuma itu yang mampu Rindy ucapkan, nafasnya terdengar tercekat. Dia pasti ngga akan menyangka aku akan mengucapkan ini padanya.
"Aku ngga akan meninggalkan kamu sendiri. Kita hanya harus mengembalikan hubungan ternyaman kita seperti dulu. Sahabat." entah kenapa ada perasaan lega luar biasa saat aku mengatakannya walau kuakui lidahku terasa kelu saat mengucapkannya.
"Jangan samakan rasa cinta dan tanggung jawab. Aku tau kamu merasa perlu bertanggung jawab karena aku mencintaimu. Jangan mencoba membalasnya bila bukan itu yang hati kamu rasakan meski sudah berusaha keras untuk kamu lakukan . Cintaku bukan untuk dibalas, dan bukan untuk menyakiti." apa kalimat yang kuucapkan barusan terlalu panjang? karena Rindy terdiam lama untuk mencerna apa yang kusampaikan. "Pergilah. Kejar cinta yang kamu inginkan disini." aku mempermudah Rindy untuk mengartikannya. Telunjukku mengarah ke dadanya. Dan dia mengerti.
Aku tau dia ngga akan mampu untuk mengatakan apapun yang bisa membuat dia menolak apa yang kuucapkan. Kudekatkan wajahku ke wajah Rindy dan mengecup keningnya dengan lama sebelum membukakan pintu mobil disisnya. Melirik pria yang berdiri disana sejak tadi dengan mata menyebalkan miliknya. Alan. Dia sedang menunggu wanitanya untuk kuserahkan kembali padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/33692959-288-k375279.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, Can I? (Silver Moon series)
RomanceBagaimana rasanya bila kamu terus ditolak dan ditolak? Segala usaha sudah kamu lakukan untuk melunakkan hatinya. Dia mencintaimu dan kamu tahu itu. Tapi dia masih menolakmu. Apa aku harus menyerah? Aku berharap bisa membencimu...kamu tau itu? Arind...