08. who is that man?

78 61 162
                                    


Anyeong yeorobun!
I'm back again
Ada yang mau disampein ke author gak?? Kalau ada komen guys.
Oh ya kalo komen janlup tambahin purple love okeyy??💜💜
Tak perlu banyak kidding, gajja!
Enjoy your reading chingu-yaa!!!💜💜


                              •••

  Hari semakin petang, Zianny sudah berbicara kepada ketiga sahabatnya. Merekapun mengerti. Gadis itu menyuruh ketiga sahabatnya pulang duluan, awalnya mereka menolak.

Mereka ingin menemani Zianny sampai Danny datang, namun gadis itu menolaknya.

" Gue gak apa-apa beneran, lagian kak Danny bentar lagi juga dateng kok kan gak jauh."

Zianny mencoba meyakinkan ketiga sahabatnya.

" Yaudah lo jaga diri ya Zii, kita duluan kalo ada apa-apa telfon okey?"

Zahra memandang Zianny khawatir.

" Iyaaa!! Don't worry guys."

Zianny melambaikan tanganya ketika ketiga sahabatnya membalikkan badan.

" Hati-hati naik sepedanya!! Darine awas nanti ada yang bonceng loh."

Zianny sedikit teriak mengatakanya, lalu tertawa puas menggoda Darine yang parnoan.

"ZIAAA, KOK LO GITUU SI ANJIR??!!"

Darine menengok kebelakang dengan mata tajamnya, dahinya mengkerut tanda kesal. Zianny tertawa puas berhasil menggoda sahabatnya itu.

Gadis berambut panjang dijedai itu kini kembali duduk menunggu kekasihnya datang. Sembari menunggu gadis itu kembali memesan minuman di stand itu, ia memesan jus semangka lite sugar.

Ting!

Tak lama suara notif pesan ponsel milik Zianny berbunyi.

" Di sebelah mana sayang?"

Danny berjalan sambil matanya mencari-cari gadisnya. Zianny memotret stand yang saat ini dia singgahi.

Tak lama sosok lelaki yang ia kenali terlihat melambaikan tangan dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Matanya menyipit membentuk bulan sabit, sangat tampan.

Gadis itu membalas senyum, dan berdiri menghampiri kekasihnya.

" Lama nggak nungguinnya?"

Danny langsung menggenggam erat tangan kekasihnya.

"Enggak lama kok. Kakak tuh kebiasaan, kenapa maksa malem-malem gini jemput sih? Kan deket juga dari hotel."

Gadis itu mendongak karena Danny yang lebih tinggi darinya. Pipinya menggembung, dahinya mengkerut karena sedikit kesal. Ya kan dia masih pingin sepedaan sama ketiga temenya.

" Gak kebalik? Kamu malem-malem gini keluyuran di kota orang siapa yang gak khawatir sayang. kenapa bandel banget sih hm?"

Lelaki itu menyentil jidat perempuan di sebelahnya.

"Aww, aku bukan anak kecil lagi kak."

Gadis itu melepas genggaman kekasihnya dan berjalan mendahuluinya.
Danny tersenyum melihat tingkah gadis kecilnya. Dan terus berjalan di belakang Zianny.

" Mau kemana sayang?"

Ucapan Danny menghentikan langkah Zianny, gadis itu membalikkan badanya dan mengerjap beberapa kali.

" Pulang kan?? emm kok aku gak liat mobil kakak."

Mata gadis itu mencari-cari mobil yang biasanya Danny pakai namun nihil ia tak menemukanya.

How Could Anyone Hate The Rain?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang