37. DIESNATALIES SMA GENBRILL

19 3 0
                                    

Happy reading
•••

SMA Generasi Brilliant genap 18 tahun tepat hari ini, tentu saja acara berjalan sangat meriah berkat panitia osis yang sudah mempersiapkanya sejak jauh hari. Semua murid terutama para gadis-gadis sudah heboh saling berbisik membicarakan bintang tamu berparas rupawan dengan suara mengagumkan. Beberapa mereka dari Korea Selatan yang memang sekarang lagi hits diperbincangkan.

Semua siswa-siswi terlihat lebih segar dan ceria dengan dresscode yang sudah disepakati. Kaum lelaki simple dengan celana osis dipadu kaos putih, lalu kaum sebelah sedikit ribet dengan kain batik untuk rok yang dipadu dengan atasan apa saja berwarna putih. Begitu kesepakatanya. Acara diesnatalies kali ini lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya, panggung di lapangan basket outdoor bisa menampung orang banyak. Oh iya, jangan lupakan tenda stand yang berjajar sepanjang jalan menuju panggung utama. Tidak hanya stand makanan minuman, namun ada stand games juga pameran karya murid-murid kreatif.

Ketiga gadis terlihat berjalan menyusuri bazar di tengah keramaian murid lainya yang berlalu lalang. Mereka adalah Zianny, Darine, dan Lulu. Tidak dengan Zahra, gadis itu sedang sibuk dengan tanggung jawab terakhirnya sebagai osis sebelum purna tugas kemudian lulus. Namun gadis cantik itu tak sendiri, dia ditemani Aksara Samudera yang juga berperan penting dalam acara hari ini. Dia ketua panitianya.

Ketiga gadis itu tampak cantik dengan atasan blouse putih dengan model berbeda-beda. Darine berjalan di tengah, dengan pipi menggembung penuh dengan strawberry cake yang diatasnya bersinggah ice cream vanilla yang ia beli di bazar.

"Jangan sambil jalan kalo makan."
Juwan yang berbicara

Ketiganya baru saja berhenti di stand pameran karya seni. Lalu entah dari mana datangnya Juwan dan Ghafi tiba-tiba disana.

"Apasi, lo mau ini?"
Ucap Darine memamerkan makananya di depan Juwan.

"Masih pagi udah ngemil manis, tinggi engga nambah gula darah iya hhaha"
Juwan tertawa renyah lalu disusul Ghafi yang ikut tertawa.

"Sstt Zii, liat tuh temen lo yang denial dari dulu"
Kata Lulu bersedekap dada berbisik di samping Zianny.

Gadis di sampingnya mengedikkan bahu sebagai tanggapan, "biarin, kalo sampe lulus gak official parah si. Kayaknya emang agak susah si ngerubah hubungan friendship jadi in a relationship".

Juwan dan Darine masih berlanjut adu mulut seperti anak kecil. Karena terlalu semangat menjahili, Juwan tak memperdulikan seberapa kesalnya Darine. Bagaimana tidak, bando bertuliskan Yedam ayaya lengkap dengan wajah penyanyi asal Korea Selatan itu dia ambil dari kepala gadis itu.

"Ambil kalo bisa, gak bisa ya? Yahh cebol...cebol..."
Juwan puas tertawa, tanganya memegang keatas bando milik gadis yang sudah berusaha merebut benda keramat yang sudah ia siapkan jauh hari untuk idolanya.

Raut wajah gadis itu sudah kesal, dia tak akan bisa mengambilnya karena tingginya hanya sedada Juwan Al Ghifari. Tentu saja dia tidak kehabisan akal. Satu sudut bibir gadis itu tertarik keatas, lalu menendang lutut Juwan dengan heels 5 centi yang ia kenakan. Tolong Jangan tanyakan keadaan Juwan sekarang.

Setelah mendapat serangan mendadak tentu saja pria itu reflek membungkuk menyelamatkan lututnya. Saat itulah Darine mengambil bandonya dan meniupnya seolah terkena kotoran.

"SAKIT RINE"

Pria itu mengaduh memegangi lututnya, alisnya bertaut. Bibir tebalnya maju beberapa centi menatap gadis yang sudah sibuk mengecek bando miliknya.

How Could Anyone Hate The Rain?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang