Haii guys!!
Eonnie ji back again!😉
Enjoy your reading semua!!•••
Setelah kurang lebih setengah jam perjalanan, mereka sampai di bangunan dengan desain modern, dengan halaman luas. Halaman dengan rumput hijau itu sudah didekorasi sebagus mungkin.
Karena tempatnya merupakan dataran tinggi, dari sini terlihat lampu-lampu kota yang tampak menakjubkan dari sini. Lihatlah, lampu-lampu yang digantung disana. Kain yang dibentangkan, diatasnya ada meja yang memanjang, lalu ada bantal duduk di sepanjang meja itu. Disana juga ada alat-alat untuk pesta barbeque.
Mereka semua turun dari mobil, menatap takjub pemandangan di depan. Danny, Arjuna, juga Dean mulai membawa barang yang berada di bagasi.
"Wahhh, gila bagus bangett viewnya!" Darine yang baru saja menutup pintu mobil hampir tidak bisa menutup mulutnya.
"ck ck ck, Parah banget kalo lo nebar granat disini Rine, sebagus ini mau diledakin."
Lulu menatap pemandangan di depanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Kalaupun ada yang mau gue ledakin, paling pertama lo yang gue ledakin lu." Darine bersedekap dada dengan menatap tajam Lulu bagai psikopat kondang.
"Paling nanti lo nangis, kehilangan sahabat secantikk, sekiyowo, and sebaikk gue."
Lulu mendekatkan wajahnya ke depan wajah Darine, dengan matanya yang mengerjap. Darine menjauhkan wajah Lulu dengan telapak tanganya." Ayo masuk semua!"
Danny memimpin masuk ke dalam sebuah villa yang dibookingnya. Pada waktu-waktu seperti ini sangat sulit untuk membuat reservasi, namun bukan hal besar bagi seorang Danny Wiratama. Relasinya dimana-mana, keluarga mereka juga punya perusahaan properti kalau kalian ingat.
Zianny dan Zahra berjalan di belakang Danny, lalu Darine dan Lulu, di belakang ada Arjuna dan Dean membawa barang-barang yang tersisa di bagasi." Kamu bener kak, aku sukaaa banget tempatnya!" Senyum Zianny mengembang, menatap kekasihnya.
Danny membalas senyum hangat pada Zianny, tatapan yang selalu teduh, dan menenangkan.Mereka semua telah sampai di ruangan depan, dengan sofa abu-abu yang membentuk L dan meja didepanya. Wahh desain villa ini sangat modern, sepertinya villa ini mengangkat tema rumah tropis. Pertama kali datang saja sudah disambut berbagai tanaman hijau.
Tidak hanya di luar, namun di setiap sudut ruangan pun ada beberapa tanaman hijau, ada juga tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua disana.
" Kalian taruh barang-barang kalian di kamar gih, kamar kalian di atas. Kalau sudah kita tunggu di depan."
Danny menginteruksi, setelah itu para gadis disana mengerti dan langsung naik ke atas." Baguss banget villanya, terakhir gue ke villanya tante gue di Bali. Sumpah ini gak kalah baguss sih."
Zahra yang baru saja menaruh tasnya di meja samping tempat tidur, memuji villa yang memang sangat bagus ini.
Darine dan Lulu langsung merebahkan dirinya sejenak.Kamarnya luas, bahkan tempat tidurnya tidak hanya dua seperti di hotel tempat mereka.
Namun kasurnya ada empat, untuk mereka masing-masing.
Meskipun kasurnya ada empat namun masih banyak space yang tersisa. Di ruangan itu ada meja rias, lemari, rak-rak yang terpajang tanaman-tanaman hijau yang cantik.Wah lihatlah ke balkon depan, disana ada sofa dan meja kecil di sampingnya. Ada ayunan yang terbuat dari rotan juga disana.
Lagi-lagi tanaman hijau disetiap sudut balkon pun ada, tanaman hijau menjulur, bunga mawar putih, anggrek, dan berbagai tanaman hijau lainya.
Tak salah lagi, villa ini memang mengangkat tema rumah tropis. Jika kalian di balkon, maka kalian akan melihat lampu-lampu kota dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Could Anyone Hate The Rain?
Teen FictionStory seorang gadis bersama kekasihnya yang usianya terpaut 7 tahun, hubungan mereka mulai renggang akibat kurangnya komunikasi. Danny Wiratama yang notabenya adalah penerus perusahaan ayahnya menjalani kehidupan yang sibuk, sedangkan Zianny Daneswa...