Hai hai chingu-ya!!
I'm back again, janlup votenya!😉💜
Happy reading readers!!!•••
Zianny memasuki kamar hotel, ruangan bernuansa putih dan abu-abu itu. Baru saja melangkahkan kaki ke dalam ruangan itu terdengar ramai ketika gadis itu masuk.
" Lu Dean cakep banget anjirlah gilaa, lihatt main gitar diaa. Suaranya bagus lagi, adem banget kayak ubin masjid."
Darine sedang duduk di sofa dengan bantal dipangkuanya, gadis itu rupanya sedang menonton siaran langsung Dean Wiratama. Gadis itu senyum-senyum memandang layar ponselnya sambil menggigit kuku jari tanganya.
Lulu yang sedang berbaring di kasur bermain game itu menghela nafas. Kapan lah sahabatnya itu sadar, memanglah benar kalau sudah jatuh cinta pada seseorang, semua kesalahan yang dibuat pun tak ada apa-apanya. Lihatlah gadis itu, sudah melihat Dean dengan gadis lain pun masih tertarik padanya.
Katanya " Selagi cewek itu bukan pacarnya gue bakal tetep maju dengan ugal-ugalan demi Dean Wiratama." Begitu katanya.
Lulu yang sudah lelah menghadapi Darine hanya fokus pada gamenya, padahal dalam hatinya yang paling dalam ingin sekali ia melemparkan bantal ke muka Darine. Huhh, beruntunglah gadis itu masih bisa mengontrol dirinya.
Zahra sedang duduk bersandar pada ranjang dengan damai, gadis itu tengah melihat berbagai lukisan-lukisan di instagram dengan username, samudera_aksa. Ya, Aksara Samudera. Pria yang saat ini dekat denganya, namun hanya sekedar dekat saja.
Zianny masuk ke dalam kamar, semua mata langsung tertuju padanya." Ziaaa!! Akhirnya balik juga lo."
Darine langsung meletakkan ponselnya lalu menghampiri Zianny." Seru gak zii disana?? Berarti lo ketemu Dean juga? Harusnya gue ikutan nginep juga sih."
Baru saja gadis itu sampai, gadis ini sudah mengomel saja." Berisikk rine, kata gue lo jangan deket-deket sama Dean. Aneh gitu orangnya."
Zianny duduk di sofa yang tadinya disinggahi Darine, lalu disusul darine ikut duduk disampingnya.
" Hah aneh gimana? Cakep gitu dibilang aneh gimana sih Zii."
Darine duduk bersila menghadap Zianny yang kini bersandar pada sofa berwarna abu-abu itu." Dean tuh ya udah cakep, pinter, jago main gitar. Aneh dari mananya coba, ya walaupun takut naik kora-kora sih. Tapi kan itu manusiawi lah."
Gadis itu dengan semangat menceritakan kelebihan sosok Dean Wiratama. Matanya berbinar sekali menceritakanya.
Lulu yang mendengar itu memutar bola matanya malas, tanganya mengambil boneka sapi disampingya lalu melemparkanya tepat di wajah Darine.
Pukkk!!
Tepat sasaran!
Lulu rupanya sudah muak mendengar ucapan gadis itu.
Zahra dan Zianny kompak tertawa mihatnya, akhirnya perasaan kesal mereka tersampaikan berkat Lulu. Terimakasih Lu, batin Zianny dan Zahra.
Darine mengerjap beberapa kali, tanganya mengambil boneka sapi warna pink dan putih itu."Oh gini cara main lo lu, okeyy!"
Darine beranjak dari sofa lalu berjalan menuju kasur yang Lulu tempati.
Melihat itu tentu saja lulu sudah antisipasi, gadis itu sudah memegang bantal ditanganya sebagai perisai.Pukk!!
Satu kali lemparan boneka sapi pink tepat melesat pada wajah lulu, gadis itu kalah cepat dengan Darine.
Gadis mungil itu menghempaskan anak rambutnya kasar.
Kedua gadis itu kini sudah perang bantal diatas kasur, berlari-lari, kejar-kejaran layaknya kucing dan tikus.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Could Anyone Hate The Rain?
Teen FictionStory seorang gadis bersama kekasihnya yang usianya terpaut 7 tahun, hubungan mereka mulai renggang akibat kurangnya komunikasi. Danny Wiratama yang notabenya adalah penerus perusahaan ayahnya menjalani kehidupan yang sibuk, sedangkan Zianny Daneswa...