HAY HAY!!!
Eonnie Jie come back again!!
Semangat bulan Januari ini!!💜
Enjoy your reading readers😉•••
Jalanan sore kota Jakarta begitu padat. Banyak sekali mobil, motor, dan kendaraan umum yang berlalu lalang.
Sore hari juga waktu sibuk jalanan, apalagi banyak anak sekolah yang pulang dari sekolah maupun orang-orang yang pulang bekerja.Semburat cahaya oranye terlihat pada cakrawala. Mobil berwarna hitam yang dikendarai Danny melaju dengan kecepatan sedang. Sengaja, agar dia bisa menikmati sore kota Jakarta bersama gadis disampingnya.
Gadis yang tak lain adalah kekasihnya, Danny sesekali menatap mata Zianny dalam dengan mata teduhnya.Pria yang mengemudikan mobilnya itu asik mendengarkan gadis disampingnya yang bercerita dengan antusias. Sesekali ekspresi wajahnya mengikuti raut wajah gadis disampingnya, kala Zianny bercerita hal-hal yang membuatnya kesal hari ini.
Alisnya yang bertaut, matanya yang menyipit, dahinya yang mengkerut, bibirnya yang maju beberapa centi itu reaksi Danny dari cerita Zianny.
"Kayaknya mau diajarin privat pun aku gak bakal bisa matematika, susahhhh!"
Gadis berseragam putih abu-abu yang rambutnya dicepol satu itu tampak sangat kesal. Kepalanya ia sandarkan pada kursi, tenaganya sudah terkuras banyak hari ini. Tubuhnya bahkan sudah sangat lemas, raut wajahnya lesu.
"Gak ada yang susah kalau mau belajar sayang."
Tangan Danny terangkat mengacak-ngacak rambut Zianny. Namun, tatapan tajam yang didapatnya.
"Ck! kak Danny kan pinter, kakak gak akan tahu rasanya jadi orang bego kayak Zia."
Danny menghela nafas, pria itu kini sama sekali tak memandang gadis disampingnya yang cemberut.
Pandangan pria itu kini terfokus pada jalanan didepan, lalu mobil warna hitam itu berbelok menuju halaman yang terdapat tulisan cat and cafe ice cream.Tanpa berbicara sepatah katapun, Danny keluar dari mobilnya dan melangkah kedaalam cafe. Zianny bingung dengan sikap Danny yang tak biasanya.
Gadis itu memakai tas warna biru mudanya kemudian membuka pintu mobil, lalu berjalan menyusul Danny.Kring!
Suara yang berasal dari lonceng yang sengaja ditempatkan diatas pintu membuat setiap ada pelanggan yang datang lonceng itu akan bersuara.
Pertama kali membuka pintu, banyak berbagai kucing disana. Namanya juga cat and cafe ice cream, pastinya selain menyediakan ice cream disana juga banyak berbagai macam kucing yang beragam warnanya. Kucing-kucing itu sangat menggemaskan.
"Yeay makan ice cream! aku mau yang strawberry, Kak Danny tau aja yang bikin mood Zia balik hehe."
Zianny duduk disebelah Danny, namun pria yang masih mengenakan jas hitam itu bersedekap dada. Danny menghela nafas, lalu menoleh kesamping menatap kekasihnya.
"Keluarin PR matematikanya."
Zianny yang sedang asik tersenyum mengelus-ngelus kucing warna abu-abu di pangkuanya itu seketika menatap pria disampingnya tak percaya.
"Hah?! Apaa?? Zia gak denger."
Gadis itu menutup kedua telinganya dengan tanganya. Membuat Danny lagi-lagi menghela nafas.
"Aku ajarin, buruan."
Tatapan tajam Zianny tak membuat Danny mengurungkan niatnya, jika tak begini gadis itu tak akan belajar matematika sendiri.
Tatapan datar Danny membuat Zianny menggigit bibir bawahnya, kalau sudah seperti ini dia tak bisa menolaknya. Raut wajah Danny bahkan sudah tak bersahabat, lebih ke menyeramkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
How Could Anyone Hate The Rain?
Ficção AdolescenteStory seorang gadis bersama kekasihnya yang usianya terpaut 7 tahun, hubungan mereka mulai renggang akibat kurangnya komunikasi. Danny Wiratama yang notabenya adalah penerus perusahaan ayahnya menjalani kehidupan yang sibuk, sedangkan Zianny Daneswa...