Anyeong chingu!
Eonni jiee come back again!
Happy reading semua, saranghae!😉•••
Hari ini adalah hari pertama di tahun 2024, langit di atas sana tertutup oleh awan hitam.
Derai air hujan membasahi bentala, rintikan air hujan mengenai kaca jendela yang gordenya telah dibuka.
Angin yang berhembus membuat suasana di kota Batu tambah sejuk. Seperti di villa ini, tepatnya di ruang makan, empat orang gadis dan tiga pria telah duduk di sana.Dengan menu sarapan danish pastry di depan mereka, ditemani segelas susu hangat.
Sebentar lagi mereka akan segera kembali, setelah sarapan mereka akan meninggalkan villa berdesign tropis ini."Barang-barang kalian cek lagi, jangan ada yang tertinggal."
Danny memberikan peringatan pada semua yang duduk di meja makan."ay ay captain!!!" Dengan pipi menggembung penuh roti, Dean mengangkat tanganya hormat.
Setelah sarapan usai, mereka semua bersiap-siap mengemas barang-barang. Tak terkecuali Danny dan Dean yang sudah memasukkan beberapa barang ke dalam bagasi.
Danny membuka bagasi mobil, pria itu memasukkan beberapa barang di sana.
Dean pun memasukkan tripodnya ke bagasi, yang di tanganya hanya ponselnya.
Zianny membawa Owly di gendonganya, lalu menghampiri Danny."Owly boleh ikut pulang?"
Zianny berdiri di depan Danny dengan puppy eyesnya. Bagaimana Danny akan melarangnya kalau begini?
"Boleh sayang."
Senyum Danny mengembang lalu tanganya terangkat menggelitiki Dagu
Owly gemas. Kucing kecil dengan matanya yang lebar itu memang sangat menggemaskan.Sedangkan Arjuna, pria itu sedang menerima telfon dari seseorang di halaman samping. Beberapa kali pria itu meraup wajahnya, lalu menghela nafas.
"Jangan terus-terusan gini Arabella, aku berusaha jaga kamu tapi kamu sendiri gak menjaga diri kamu."
Arjuna memijat pelipisnya, pria itu berdiri di bawah pohon palem. Tangan kananya memegang ponselnya di samping telinga, lalu tangan satunya berkacak pinggang.
"Maaf, kak Arjuna masih marah? Ara gak bermaksud kayak gitu kak."
Gadis di seberang sana berbicara dengan suara bergetar menahan tangis. Tanganya menggenggam erat dress putih yang ia kenakan.
"Kakak mau tinggalin Ara juga?"
Arabella sekarang berada di ruangan yang menjadi favoritnya.
Gadis itu duduk di depan piano yang terletak di sudut ruangan, tanganya memegang pigura foto. Melihat foto di tanganya, membuat butir air mata jatuh di pipi gadis itu.
Setengah mati gadis itu menahan isakan tangis agar tidak keluar.Arjuna menghela nafas, pria itu mencoba mengontrol dirinya, agar kata-kata yang keluar tidak menambah kesedihan gadis di seberang sana.
"Gak ada yang pergi, kamu jangan mikir aneh-aneh ra. Kamu jaga diri kamu dengan baik, gak susah kan?"
Arabella kembali menggenggam erat dress yang ia kenakan. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, menahan agar isakan tangis tak keluar dari bibirnya, Lalu mendongakkan wajahnya keatas menahan matanya yang sudah tak mampu membendung air matanya.
"Jangan nangis lagi, kasian mata kamu. Udah ya kakak mau pulang, nanti kakak main kerumah."
Mendengar kalimat itu senyum Arabella mengembang, gadis itu menghapus air matanya.
"Okey, take care kak Juna."
Setelah mematikan sambungan telfon, Arabella menarik nafas panjang. Gadis itu memandang lekat piano di depanya, sudah lama dia tak memainkannya.
Tangan gadis itu terangkat menyentuh note-note piano, perlahan jari lentiknya menari di atas piano menghasilkan suara yang indah.
Gadis itu memejamkan mata, menikmati alunan nada yang dimainkanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/357382400-288-k328647.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
How Could Anyone Hate The Rain?
Novela JuvenilStory seorang gadis bersama kekasihnya yang usianya terpaut 7 tahun, hubungan mereka mulai renggang akibat kurangnya komunikasi. Danny Wiratama yang notabenya adalah penerus perusahaan ayahnya menjalani kehidupan yang sibuk, sedangkan Zianny Daneswa...