Hai eonnie jiee come back!
Semangat buat minggu ini guys!
Enjoy your reading readers!😉💜
•••Sinar matahari pagi menembus gorden warna abu-abu, di kamarnya seorang gadis yang tubuhnya terselimuti selimut tebal masih terlelap. Padahal hari ini awal masuk sekolah.
Drtt!
Drtt!Suara ponsel di meja kecil samping tempat tidur berbunyi nyaring. Merasa terganggu Zianny membuka matanya perlahan, kemudian duduk beberapa detik untuk mengumpulkan nyawanya.
Rambutnya acak-acakan, piyama warna grey masih melekat pada tubuhnya. Matanya menelisik setiap sudut kamarnya, lalu beralih menatap ponselnya.
Dengan mata yang masih mengerjap gadis itu membuka ponselnya, beberapa notifikasi memenuhi layar ponselnya.
Mata Zianny terbelalak melihat jam pada ponselnya. Wahh sial, rupanya dia terlalu lelap tidurnya. Bahkan karena sangat mengantuk tadi malam ia lupa untuk menyetel alarm pada ponselnya.
Selesai mandi, gadis itu terburu-buru mengenakan seragam putih abu-abunya. Rambut panjangnya ia cepol satu, matanya kembali melihat tangan kirinya yang terdapat jam tangan disana.
Setelah memakai sneakers warna putihnya, kaki Zianny menuruni satu per satu anak tangga kemudian menuju ruang makan.
Di meja makan, ayah sudah duduk disana dengan teh dan roti isi di depanya. Sedangkan bunda sedang menyiapkan bekal untuk ayah ke kantor dan juga untuk putri semata wayangnya.
"Kenapa gak bangunin Zia sih bun? hari ini ada apel, kalau Zia telat gimana?
Gadis itu duduk di sebelah ayahnya, dan langsung melahap roti isi buatan bundanya.
"Terus salah bunda kalau kamu telat?"
Bunda menghampiri meja makan dan meletakkan dua kotak bekal disana. Wanita berambut sebahu dengan dress rumahan selutut itu duduk di kursi depan Zianny.
" Kamu sudah besar, masa bangun aja harus dibangunin? terus gunanya fitur alarm di hp kamu apa? Dari dulu diajarin disiplin susah banget kamu."
Ayah yang sudah rapih dengan jas warna hitam lengkap dengan dasinya itu menatap putrinya.
" iyaaa Zia yang salah, ayo yah berangkatt!"
Gadis dengan ransel warna biru di punggungnya itu meminum susu di depanya dan menyalami bundanya kemudian mengambil kotak bekal dan memasukkanya ke dalam tas.
Zianny berlari kecil keluar rumah menuju garasi, mendahului ayahnya yang akan menyetir.
"Bunda hari ini jadi pemotretan klien penting itu?"
Ayah beranjak dari duduknya kemudian berjalan ke bunda."iya yah, kayaknya bakal lama soalnya ini buat iklan produk barunya dan modelnya juga dari luar negeri."
Bunda menyalami tangan suaminya, Ares Daneswara. Kemudian suara dari luar membuat mereka terkejut kemudian saling pandang dan kompak menggelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Could Anyone Hate The Rain?
Novela JuvenilStory seorang gadis bersama kekasihnya yang usianya terpaut 7 tahun, hubungan mereka mulai renggang akibat kurangnya komunikasi. Danny Wiratama yang notabenya adalah penerus perusahaan ayahnya menjalani kehidupan yang sibuk, sedangkan Zianny Daneswa...