33. Drunk

29 10 0
                                    

Enjoy Your Reading
•••

Malam ini seluruh penonton yang datang ke sirkuit dibuat takjub oleh aksi dua pembalap yang sangat sengit. Pasalnya kedua mobil itu tak terpaut jauh jaraknya. Keduanya sama-sama berpengalaman, tak heran jika skill keduanya tak dapat diragukan.

Tiba di putaran terakhir, sorak penonton semakin riuh kala kedua mobil itu hendak sampai di garis finish. Liam yang berdiri dengan bersedekap dada menggigit bibir bawahnya, sungguh keringat jagung sampai² bersinggah di pelipisnya.

"Shit!"
Willy mengacak rambutnya frustasi.

"Tipis bngt anj!"
Liam menghela nafas, lalu tangan kananya menyugarkan rambutnya ke belakang.

Sedangkan di seberang sana, sudut bibir Hugo tertarik keatas. Tentu saja pria itu puas, baru kali ini dia melihat yang katanya macan sirkuit kalah. Pria itu bertos ria dengan kawan disebelahnya, lalu kembali menghisap rokok di tangan kananya.

"Bngsttt!!!"
Atta memukul keras stir mobil menyalurkan kekesalanya.

Baskara yang memenangkan balapan turun dari Audi r8 yang dikendarainya, lalu disusul oleh Atta. Baskara tersenyum ke arah Atta namun tatapan tajam yang didapat Baskara.

"Good game, lo keren"
Baskara menepuk bahu Atta sebelum beranjak.

Willy dan Liam menghampiri Atta, keduanya menepuk kedua bahu sahabatnya itu. Namun Atta justru menyingkirkan tangan keduanya, dan menghempaskan pundaknya seperti terkena sesuatu.

"Gak usah alay lo pada"
Atta meninggalkan keduanya yang mematung karena ucapanya.

"Alay? Bngstt lo ta!"
Liam merutuki pria yang berjalan kearah Hugo.

"Gue tau dia tajir, tapi ini Mclaren mau diserahin gitu aja? Si anjir udah kayak ngasi chupa Cups aja cok!"
Willy bergeleng-geleng kepala.

Si pengecut Hugo tertawa saat Atta menghampirinya. Pria bertubuh tinggi dengan pakaian all black itu melemparkan kunci mobil miliknya ke Hugo seperti perjanjian awal.

"Ambil sana, sekali-kali sedekah sama rakyat jelata kayak lo"
Atta balik badan hendak meninggalkan arena.

"Hahaha yang katanya macan sirkuit kok bisa kalah ya guys!!"
Sengaja Hugo memancing emosi Atta.

Karena mood yang berantakan, Atta mengepalkan tanganya lalu berbalik menghampiri Hugo. Rahang pria itu mengeras, tanganya mencengkeram kerah baju milik Hugo.

"Pengecut kayak lo gak pantes hidup di bumi ajg!! Mau gua patahin tangan satunya lagii haa??!!"
Wajah pria itu memerah menahan amarah.

Hugo membuang wajahnya kesamping, pria itu tertawa mendengar ucapan Atta. Satu pukulan hampir mendarat di wajah Hugo jika Atta tak segera sadar hal itu akan menjadi senjata bagi Hugo untuk menjatuhkanya kembali.

Atta kembali berbalik badan, langkah lebar pria itu menghampiri Liam dan Willy. Liam yang peka langsung melempar kunci mobilnya pada Atta, pria itu langsung menangkap kunci dan melajukan mobil Liam dengan kecepatan tinggi.

"Cabut!"
Kata Willy yang dibalas anggukan oleh Liam.

"Hah itu Atta?"
Abinawa berpapasan dengan mobil Liam, namun yang dilihat bukanlah Liam tetapi kembaranya. Mobil itu melaju sangat kencang.

How Could Anyone Hate The Rain?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang