Hello yeorobun!!
I'm back again
maaf membuat menunggu, calm down, i'm here.
Tak perlu banyak kidding, gajja!
Enjoy your reading!!💜💜💜•••
Pagi ini matahari bersinar cerah, Zianny yang sudah bangun membuka gorden yang menutupi jendela hotel.
Darine yang sedang memejamkan mata merasa terganggu denga cahaya yang tiba-tiba masuk. Semalaman ia memeluk gadis disampingnya, Lulu.
" Enghhh, silauu ziii!!"
Suara gadis itu terdengar parau, sedikit membuka matanya. Lulu yang sedang tidur damai tak merasa terganggu, kalau sudah tidur memang dia seperti itu.
Darine berusaha membuka matanya yang berat, dan mendudukkan tubuhnya. Ia mengangkat kedua tanganya ke atas.
Rutinitasnya setelah bangun tidur yang pertama adalah, bengong. Matanya mengerjap beberapa kali.Kruyukk!!
Kruyukk!!Suara perutnya berbunyi, gadis itu memegangi perutnya dan menunjukkan seringainya.
Ia berjalan ke arah dapur yang sudah ada Zahra dan Zianny disana. Mereka sedang membuat sarapan rupanya, di hotel memang ada fasilitas dapur di dalam juga kebebasan memilih sarapan di luar ataupun memasak sendiri.Pantas saja baunya wangi sekali, membuat perut Darine berteriak ingin makan.
Sambil menunggu sarapan, gadis itu mencuci mukanya kemudian menyeduh susu hangat.
Tanganya membawa cangkir itu ke meja depan, tepatnya di balkon kamar.Melihat pemandangan di depanya, sambil menyeruput susu hangat di tanganya yang masih mengepul. Piyama yang semalam pun masih ia kenakan. Damai sekali bukan.
Tapi kedamaian itu tak bertahan lama, sampai notif hpnya berbunyi.
Ting!!
Rupanya dari Juwan Al Ghifari, jika kalian ingat Juwan ini adalah teman dari kecil Darine. Lelaki jangkung, tingginya 182 cm, gagah memang. Namun ada beberapa yang tidak kalian ketahui, dan Darine mengetahuinya.
Walaupun tubuhnya maskulin, asal kalian tahu saja Juwan ini bau minyak telon. Jika lelaki lain seusianya mengenakan parfum maskulin yang baunya sangat manly, Juwan berbeda.
Kalian pikir hanya itu?? Tidak kawan.Seorang Juwan ini masih suka minum susu dancow, emm mungkin masih tak apa jika minum susu namun kalian tahu?? ia suka meminumnya dengan dot bergambar pororo. Itu mutlak, wajib hukumnya.
Karena jika botol keramatnya itu hilang bisa uring-uringan dia. Bundanya pun heran dengan putranya satu ini.
Juwan Al Ghifari, di luar dia terkenal seperti kutub utara, dingin. Tatapanya selalu tajam. Gadis-gadis yang menyukainya seringkali mengutarakan perasaanya, namun dengan kejam ia mengabaikanya.
Ia tak tertarik dengan gadis-gadis di luar sana, tapi tidak dengan teman masa kecilnya hingga sekarang, Darine. Jika di sekolah ia hanya belajar, bermain basket, juga sesekali ke perpustakaan membaca buku-buku fisika. Ya, Juwan seringkali memenangkan olimpiade fisika.
Terdapat notif dari user ' king cow', notif itu hanya beberapa huruf saja.
"Kpn lo pulang?"
Hanya itu saja, Darine menghela nafas. Dan mulai mengetik di ponselnya.
"kenapa lo nanya-nanya? Kangen?"
Tentu saja hanya bergurau. Namun lelaki di seberang sana merasa terpojok.
Lelaki itu sedang tengkurap di kasur, satu tanganya ia gunakan untuk menyangga wajahnya satunya lagi memegang ponselnya.
Melihat notifikasi dari user yang bernama "marshmellow", seketika ia mencebikkan bibirnya, tentu saja dirinya rindu gadis itu.
Untuk saat ini memang sahabat tidak tahu nanti, tidak ada yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Could Anyone Hate The Rain?
Teen FictionStory seorang gadis bersama kekasihnya yang usianya terpaut 7 tahun, hubungan mereka mulai renggang akibat kurangnya komunikasi. Danny Wiratama yang notabenya adalah penerus perusahaan ayahnya menjalani kehidupan yang sibuk, sedangkan Zianny Daneswa...