36. Shadow Dragon???

9 3 0
                                    

"Dia yang tidak ikut marah saat kamu tersulut amarah. Karena api yang menggelegar butuh air dingin yang membuatnya tenang, lalu perlahan padam."

Happy reading

•••

Langit sore cerah, diiringi angin yang tak begitu kencang membuat suasana tenang. Sebelum mengantarkan pulang Zianny, mereka menghabiskan waktu bersantai dengan merakit lego.

Danny memperhatikan Zianny yang sibuk merangkai lego yang sempat mereka beli. Pria itu menahan senyumnya melihat gadisnya yang mulai kesal karena pusing menyatukan lego. Di atas karpet abu-abu berbulu dengan meja kecil, di sanalah mereka duduk.

Gadis yang rambut panjangnya digerai itu meletakkan potongan lego yang di tanganya tanda menyerah, "asik darimananya, pusing yang ada kak". Kesal gadis itu menatap kekasihnya.

Pria yang duduk memeluk lututnya itu mengulas senyum yang membuat matanya ikut menyipit, "itu karena kamu gak nikmatin prosesnya sayang, coba sini aku bantuin", ucapnya sembari mengikis jarak pada kekasihnya.

Tangan Danny mulai lihai memasang beberapa potongan lego yang setengah jadi itu. Gadis di sampingnya melipat kedua tanganya di atas meja untuk menyangga kepalanya, asik sekali memperhatikan. Melirik Zianny yang sedang fokus melihatnya, Danny membalas menatap gadisnya. Lalu, tangan yang tadinya asik merangkai lego kini terangkat mencubit pipi Zianny disampingnya gemas.

Setelah beberapa menit, potongan lego yang tadinya tak berbentuk kini bertransformasi menjadi bunga warna-warni yang cantik. Netra Zianny berbinar menatapnya, lalu beralih menatap Danny bangga.

Gadis itu bertepuk tangan, "how's pretty?!!"

Danny mengedikkan bahunya sombong,"easy babe", ucapnya bangga.

Dengan senyum sumringahnya Zianny menyatukan kedua tanganya dan meletakkan di depan Danny, "sini!", katanya meminta.

Bukanya memberikanya, pria disampingnya malah tersenyum jail, "eyy, harus ada bayaranya dong babe" ucapnya menyembunyikan bunga lego itu di samping tubuhnya.

Bahu Zianny mencelos mendengarnya, raut wajah sumringanya kini lesu, "kok gitu?!! easy, Zia punya celengan babi pink di kamar sebutin aja berapa!" Katanya sembari bersedekap dada.

Sungguh Danny tak kuasa menahan senyumnya karena gemas, "here babe", ucapnya menyentuh pipi kananya dengan jari telunjuknya.

Zianny tertawa melihatnya, "ada aja modusnya, tutup matanya gih" katanya dengan senyuman sulit diartikan.

Mendengar itu Danny tersenyum senang, "okey babe" setelah mengatakan itu Danny menutup kedua matanya menurut.

Gadis itu menahan senyumnya, dan beranjak mengambil sesuatu. Sedangkan Danny masih menunggu dengan terpejam.

Kedua alis Danny bertaut, "babe?" Bingungya karena menunggu lama.

Zianny kembali dengan sesuatu di tanganya, "coming babe, sekarang buka matanya" Gadis itu menahan tawanya,Walau curiga Danny tetap saja menurut.

"Meong!!!"

Zianny tertawa melihat ekspresi Danny yang menatapnya kecewa, "hhahahah, Owly kisses ur cheek!".

How Could Anyone Hate The Rain?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang