03. siapa yang harus dimengerti?

92 62 23
                                    

Haii Haii Guys!! 🤗
I'm back again for you!
Okeyy seperti biasa gak usah banyak kidding, gajja!!
Enjoy your reading!

•••

"Zii?? gue gak salah liatt? tadi beneran kak Danny?".
Zahra yang sedikit terkejut dengan interaksi yang baru saja dilihatnya barusan langsung menginterogasi tersangka utamanya.

"Hah kok dia bisa disini?"
Lulu yang mempunyai rasa kepo tingkat tinggi itupun ikut-ikutan menanyai Zianny.
Zia yang baru saja menghampiri sahabatnya langsung dihujani pertanyaan-pertanyaan dari mereka.

" Satu-satu kenapa sih kalo nanya."
Zia menghela nafas menghadapi sahabatnya.

"Pertama, iya bener itu kak Danny dan kedua gue lupa kalo Danny punya kebun apel, gue gak tahu persis dimana tempatnya, gue gak nyangka kita bakal ketemu disini ngeselin banget."

Raut wajah Zia tampak kesal, namun di dalam hatinya yang terdalam sebenarnya ia juga sangat merindukan kekasihnya itu, dasar denial.

" kayaknya lo harus bicarain baik-baik masalah kalian berdua deh Zii, lo gak bisa terus-terusan silent treatment gini, yang ada lo nyiksa kak Danny Zii."

Zahra memberi pendapatnya kepada temanya, sebenarnya ia sangat gemas dengan pertengkaran sepasang kekasih itu.

Mendengar itu, Zia tiba-tiba terdiam memikirkan kata-kata yang dibicarakan oleh sahabatnya itu, kalau dipikir lagi memang ia sedikit egois juga. Danny tak sepenuhnya salah.

" Apa gue jahat banget sama kak Danny? T-tapi kan kalo dia sayang sama gue sesibuk apapun pasti ngasih kabar. Sekarang dia malah disini, padahal biasanya hari libur pun dia tetep ke kantor. Mana gak ngasih tau gue."

" Heh Zianny Daneswara. Sahabat gue paling pinterr, lo mikir aja gimana kak Danny mau ngabarin dia di sini, kalo semua sosmed dia lo blokirr!"
Emosi Zahra sedikit meluap rupanya. Zianny menunjukkan cengiranya.

" Btw guys, omah kak Danny ngajak kita dinner dirumahnya, gue harus gimana dong?"

"Apa kata lo Zii?? Kita?? Maksudnya kita juga diundang kesana?"
Tanya Darine yang sudah kenyang makan apel.

"Yaudahlah namanya diundang gak sopan kan kalau gak dateng, lagian kapan lagi makan gratis rezeki gak boleh ditolak Zii kalo kata pak ustadz mah hehe."

Darine dengan cengiranya membujuk Zia agar mau dinner di rumah keluarga Wiratama, sebenarnya ada niat terselubung di otaknya, apalagi kalau bukan tentang Dean Wiratama.

" Gue kesana dulu ya guys, keranjang gue belum penuh nanggung, kayaknya sebelah sana besar-besar deh apelnya."

Setelah mengatakan itu Lulu berjalan menghampiri buah apel yang ia inginkan. Kepala gadis itu melihat ke kanan dan kekiri.

"Wahh gede banget tuh, anjirlah susah amatt!"

Lulu berusaha memetik apel yang ia liat cukup sempurna, kakinya sedikit berjinjit untuk mendapatkanya.
Namun kali ini sepertinya dunia sedang berpihak padanya, Apel merah ranum incaranya berhasil ia petik.

" Oh my god! my sweatie aple." gadis itu langsung meletakkan apel itu dikeranjang yang ia gantungkan pada tangan mungilnya.

Namun keberuntunganya tak bertahan lama, saat ia membalikkan badanya wajahnya menubruk sesuatu yang keras didepanya yang membuat ia terkejut dan apel yang ia petik beberapa terjatuh ke tanah.

"Aww shh, aduhhh sakitt tauu ihh, jalan tuh pake m-ma.."

Ia memegangi dahinya, namun kata-katanya terhenti begitu saja saat kepalanya mendongak ke atas dan kedua bola matanya bertemu dengan mata indah persis seperti yang ia temui tempo hari di supermarket.

How Could Anyone Hate The Rain?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang