|| KETUA GENG MOTOR || [END]✔

Chap 27

Jangan Lupa vote and comment yah
🤩😊

|| Happy Reading ||
📖

•

•

•

Kini sudah menujukan jam 20:00, terlihat Azura sedang makan di suapin oleh mommy nya.

"Oky tinggal satu suapan lagi terus udah, buka mulut Aaa,, " Ujar Narita lalu langsung di terima baik oleh azura.

"Ini minum dulu, " Ujar Narita menyodorkan segelas air.

"sekarang minum obat nya lalu setelah itu istirahat, "

"Iisss,, mommy entar aja dulu, azura belum ngantuk tahu!, " Ujar Azura cemberut.

"Yaudah Iyah, " Sahut Narita.

"Hehe,"

"Eh mommy, Stella sama yang lainnya kemana? Kok tadi pas zura bangun nggak liat mereka? "

"Mereka izin pulang bentar sayang, mungkin dikit lagi mereka datang, "

"Uh gitu, terus Dinda mana mom? "

"Dinda jug,,,, eh, " Kaget Narita karna tiba tiba pintu terbuka sangat kuat, tak beda juga dengan Azura yang sama kaget nya.

Brakk,,,

"AZURAAA!! ADIK MU YANG PALING CANTIK DATANG NII, "

"Issttt,,,, DINDA LO BISA NGGAK USAH NGAGETIN!! JANTUNG GUE HAMPIR COPOT NI, " Ujar Azura kesal pada adik nya itu.

"Hehe, "

"Aduh udah udah berhenti, " Ujar Narita menghentikan kedua putri nya itu.

"Dinda lain kali jangan begitu lagi, jangan teriak teriak, ini di rumah sakit bukan di hutan! Walaupun rumah sakit ini milik keluarga kita tapi Dinda juga nggak boleh teriak kaya tadi yah, Dinda mengerti?" Ujar Narita memperingati putri bungsu nya itu.

"Huh maaf mommy, dinda ngerti kok"

"Iyah mommy maafin, "ujar Narita tersenyum lembut.

Kini dinda berjalan menuju azura yang masih terlihat kesal, sedangkan mommy Narita sedang berada di sofa bersama daddy wirangga.

" Tut tutt aduh cayang kok cemberut gitu? Maafin dinda yah udah buat azura kaget, "

"Tahuuu,, gue masih marah sama lo wlee sana lo pergi huss, " Ujar azura mengusir dinda.

"Padahal gue mau kasih zura susu vanilla, tapi malah di usir, yaudah gue pulang aja deh, " Ujar dinda lalu berniat berdiri dari duduk nya.

Sedangkan azura yang mendengar ucapan dinda langsung menahan tangan dinda.

"Eehh,, " Kaget dinda.

"Dinda mana susu nya isss,,, jangan di bawah lagi, "

"Maafin dinda dulu, baru dinda kasih deh, "