Teacher's Pet

210 23 4
                                    

Grace's POV

Sebuah lalat menggangguku saat pelajaran potion. Persetan. A draught of the living dead takkan selesai bila mahluk sialan ini mengganggu ku.

BRAK!

Itu tangan Snape. Menepuk lalat yang langsung tewas di mejaku. Cairan tubuhnya yang setetes itu membasahi kayu jati. Sementara sang potion master hanya tersenyum ringan. Ia memainkan matanya menelusuri setiap inci tubuhku.

Sialan kenapa aku jadi deg-deg an gini...

Tubuhnya yang kekar itu berjalan melewati ku. Menghampiri meja Hermione yang agak jauh. Aku reflek menggigit ujung pensil dan bibirku. Tidak biasanya Snape setampan ini. T-tidak! Bukan itu maksudku...

"You have 30 minutes left to finish."

Sial. Aku membuka lembaran demi lembaran buku potion. Instruksi di sini bilang untuk memotong... Tapi aku kesusahan. Tumbuhan ini selalu lari-lari. Mantul ke sana ke mari. Seperti ia punya kaki untuk pergi menghindari takdir kematian.

Snape mendekatiku. Ia mendekatkan telinganya ke arahku. Seakan hendak mendengarkan keluhku akan ramuan ini.

"Prof... Apa aku dapat hadiah kalau bisa bikin ramuan ini?"

"We'll see young lady..."

BUK!

Sebuah buku terlempar ke arahku. Buku tua usang. Bahkan jilidnya saja sudah amburadul. Robek sana-sini. Dengan malu aku mengarahkan pandanganku ke matanya. Dua manik hitam itu menatapku dengan dalam dan nakal. Seperti ada cahaya yang muncul dari retina nya.

Aku membuka buku potion tua itu.

The half blood prince? Aku tidak pernah tahu ada seseorang dengan julukan the half blood prince.

"I am the half blood prince." Ucap Snape lembut di belakang telingaku. Deruan nafasnya terdengar bergetar beringas. Aku reflek menengok ke arahnya. Ternyata kami begitu dekat. Saking dekatnya hingga ujung hidung Snape menyentuh ujung hidungku juga. Persetan! Di kelas begini kenapa ada aja dramanya.

Aku menengok ke kiri dan kanan. Tidak ada yang peduli dengan kita. Mereka sangat fokus membuat seni ramuan pada sebuah pot hitam masing-masing.

"Shut... Look at me..." bisik Snape.

Aku menatap kembali wajah Snape. Dan kedua bola mata hitamnya sudah membesar. Beringas. Mulutnya terbuka sedikit. Menandakan sesuatu yang aku takut akan terjadi...

"Profesor!" Seru seorang murid dari kejauhan. Aku cepat berbalik dan untungnya ia hanya memanggil tanpa melihat apa yang sedang Snape lakukan padaku. Matanya terpaku pada buku halaman 11. Snape beranjak meninggalkanku.

Dari kejauhan ia mengisyaratkan ku untuk mengikuti instruksi dari buku yang barusan ia kasih. Ku ikut saja. Dan benar. Mengikuti instruksi buku Snape jauh lebih mudah. Bahkan aku yakin murid di tahun pertama saja dapat membuat ramuan yang susahnya setengah mati ini hanya dengan mengikuti arahan beliau. Ia memang master potion yang luar biasa.

Y-ya aku tidak salah memujinya, kan?

Aku menyelesaikan ramuanku di menit terakhir.

"Selesai! Hands off!"

Akhirnya... A draught of the living dead berhasil ku buat... Aku tinggal menunggu profesor menilai ramuan ku. Yang sepertinya ia sudah memperhatikanku dari tadi.

Ia tersenyum.

***

"Well everyone. Kelas kali ini dimenangkan oleh Mrs Russel. Ia telah membuat ramuan ini dengan sempurna."

Snape.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang