Grace's POV
Aku pergi ke kamar ku. Kosong. Hermione tidak ada. Perempuan yang lain pula. Hanya aku sendiri yang duduk di sisi kasur memandang jendela yang menganga terbuka.
Benar kata Snape. Malam ini dingin. Angin begitu kencang meniup rambutku. Untung saja aku buru-buru menutupnya. Nanti takut masuk angin. Kan di Hogwarts gak ada kerokan.
Huh... Enaknya berbaring di kasur...
Terlalu banyak hal yang terjadi hari ini. Padahal tadi pagi aku hanya berencana membersihkan botol potion.
Tapi kenapa aku jadi seharian sam profesor snape?
Shit
Kenapa aku selalu merasa... Aneh... Kalau mengingat dia...
Jujur aku tidak bisa tidur. Kendati aku memejamkan mata, yang terlintas hanya muka pria itu. Dan seluruh sikap anehnya padaku hari ini. Ia sangat berbeda. Kenapa dia jadi sangat perhatian? Apakah dia suka denganku? B-bukan berarti aku j-juga suka dengan-
AAAA PROFESOR SIALAN! DASARRR POTION FREAKKK!!!!
Aku tak bisa tidur kalau begini...
Jubah yang Snape beri masih kupakai. Menyelimuti tubuhku. Harum... Wanginya khas dia sekali. Persis seperti wangi tengkuknya kala kami berdansa tadi... Aku seperti terbius oleh ramuan amortentia. Bisa jatuh cinta kalau aku berlama-lama mengendus jubah itu.
Hitam... Kenapa ya profesor snape suka warna hitam?
ASTAGA GUA BELUM TIDUR2 GEGARA MIKIRIN SI SNAPE!
Tuhan... Apa yang harus kulakukan?
Mungkin berjalan2 sebentar bisa membantu.
Ku memakai jubah yang Snape berikan. Turun ke common room dan berbaring di sofa dekat perapian. Hangat sekali... Andai Snape di sini...
M-maksudku bukan tidur b-bersamanya... Tapi duduk berdampingan sambil bercerita. Pasti asik. Dan hangat...
"Api oh api... Bisakah kau katakan kepada Snape bahwa aku pengen menghabiskan waktuku lagi bersama nya?" Ucapku ngelantur, "seperti di hogsmeade tadi... Dia begitu lucu... Dia baik..." Dan lanjutku terus melantur berharap ada ibu peri yang muncul dan mengabulkan permintaanku layaknya dongeng.
Tanpa sadar mataku benar-benar ngantuk. Dalam hitungan menit ku sudah terlelap. Hanyut ke dunia fana.
***
"Huh" ucapku sembari membuka mata.
Tunggu... Kenapa ada Snape di hadapanku? Apa yang dia ingin lakukan?
Tak ada suara sedikitpun darinya. Tubuhnya yang gagah itu mengangkat tubuh ku yang tergeletak lemah di main room. Ia membawaku naik ke kamar perempuan. Menempatkan ku di kasurku dan menyelimuti tubuh dinginku dengan selimut.
Ia menggenggam tanganku dengan tangan kanannya. Ketika ia tahu bahwa tanganku menggigil beku, ia menggenggamnya dengan kedua tangannya. Menggosoknya pelan dan hangat.
Aduh, sialan! Kenapa aku tidak bisa respon apa-apa!?
Ia duduk di samping ranjangku. Setia mengusap jari jemariku yang menggigil. Sekali-kali ia bersenandung kecil untuk menenangkan diriku. Setelah beberapa saat, ia memejamkan matanya dan memberiku semacam... Mantra... Entah mantra apa namun rasanya aku semakin ngantuk...
Ia beranjak dari tempat duduknya dan mengelus kepalaku lembut. Kedua jarinya ia kecup dengan bibirnya. Lalu ia menaruh jari tersebut pada keningku.
WOEEE INI MIMPI APA BUKAN SIII!!!!???? KENAPA AKU GA BISAA BEREAKSI APAA-APA SEAKAN DIBIUS TIDUR!!!!