Snape's New Cloak (1)

134 17 5
                                    

"Kau yakin ingin menemaniku latihan Quidditch, Snape?"

"Diam! Aku tidak memperhatikanmu! Ak-ku menjaga murid asrama ku!"

"Emang murid asrama mu siapa?"

"Grace dari gry-"

"Kan! Ketauan!"

"Eh! Maksudku hufflepuf!"

"Kan lebih ngaco lagi..."

"Ah..." Snape memijat pangkal hidungnya. "Slytherin! Sudah sana! Mereka menunggu mu!"

Grace memegang sapu terbangnya. Jangan salah. Grace mungkin nampak seperti bocah yang tidak bisa apa-apa. Tapi, ia sudah memegang posisi Chaser andalan sejak tahun kedua.

Semua bermula ketika ia tahu bahwa Malfoy merendahkan gryfindor dalam tahun kedua. Sejak saat itu Grace bertekad mengalahkan slytherin tiap pertandingan. Ia tahu bahwa seeker terbaik ada di house nya. Ia hanya perlu menjamin Chaser gryfindor unggul.

"Kau yakin ingin menemani ku? Bukankah kau harus istirahat?" Grace menyenggol tangan Snape yang masih diperban. Profesor itu berteriak gaduh.

"Maaf! Tuh kan! Masih sakit! Udah bobok aja!"

"Tidak bisa." Ketusnya

"Kenapa?"

Snape diam. Ia hanya menatap jengkel ke lapangan Quidditch yang sudah dipenuhi anak-anak di dalamnya.

"Kau takut aku main sama orang lain ya?"

"Diam!"

"Tenang aja. Nanti kubuat mereka merah-merah semua kok. Aku kan Chaser terbaik."

"Kalau mereka masuk hospital wing gimana?"

"Urusanku apa? Yang kalah Quidditch harus terima konsekuensinya. Aku pun juga begitu."

"Ternyata kau keras juga ya soal Quidditch."

"Setidaknya Quidditch ku tidak merah seperti potion mu."

"Detention Mrs Russel."

"My pleasure, love."

Snape menepuk siku Grace. Untungnya Grace sudah mengenakan pelindung siku. Kalau tidak bisa mampus sendinya ditepuk. Kini malah Snape yang kesakitan. Rasain!

"Grace!!! Ayoo!!! Kita harus cepat" Seru Oliver.

"Duluan ya!"

Grace beranjak dari bangku Snape duduk. Ia menonton di tepi lapangan. Dengan muka masam nya siapa yang mau berlama-lama di lapangan Quidditch? Apalagi anak muridnya sendiri.

Iya ini memang aneh. Snape menyuruh Oliver yang bertanggung jawab atas tim Quidditch untuk berlatih dengan tim slytherin. Alibinya ia ingin mengetes apakah anak muridnya sudah improve apa belum.

Ya, bilang saja ia ingin menemui Grace. Ia baru pertama kali melihat Grace bermain Quidditch.

***

Grace's POV

Satu

Dua

Tiga

GO!

Aku mendapat bolanya! Haha! Memang chaser slytherin bodoh! Masih saja kukelabui setelah berkali-kali pertandingan.

Langsung saja ku tambah kecepatan ke gawang tengah.

Padahal...

WHUSH!

"WUHUUU!!! ONE POINT!!!" Seru Hermione.

Snape.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang