1. Kehidupan Seorang Duda

401 43 4
                                    

Haechan bergidik ngeri, berdiri kaku menatap sosok papanya yang baru keluar dari kamar. Alisnya yang bertaut menimbulkan garis vertikal di tengah dahinya ketika dia menatap tampilan Johnny dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Papa mau kemana ?" Adalah sebuah pertanyaan standart yang selalu Haechan tanyakan ketika dia melihat papanya berpakaian rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa mau kemana ?" Adalah sebuah pertanyaan standart yang selalu Haechan tanyakan ketika dia melihat papanya berpakaian rapi.

"Ikut kamu lah."

Bola mata Haechan berotasi di tempatnya. Wajah lelaki itu berubah masam, diikuti dengan lantunan protes yang akan bergema sesaat lagi.

"Pah.. Haechan itu mau party kelulusan sama temen-temen. "

"Iya papa tau." Johnny masih memasang senyumannya tanpa mau sadar diri jika putranya sedang keberatan.

"Ga ada yang bawa orang tua kesana pah."

"Ey.. papa ini masih muda, papa masih cocok pergi ke party sama kamu."

Haechan tidak habis pikir. Entah bagaimana bisa ada orang yang memiliki kepercayaan diri yang kelewat batas seperti ini.

"Papa itu sudah tua. Tuh lihat... Dandanan papa aja jadul banget."

Johnny menunduk, sekedar memeriksa pakaiannya sendiri. Menurutnya ini modern, tidak ada yang salah dengan penampilannya. Dia tetap terlihat mengagumkan dan berkarisma seperti biasanya.

"Sudah cukup ya kemarin papa ikutin Haechan ke club', sekarang Haechan mau party sendiri, papa jangan ganggu."

"Papa ga ganggu kamu kok, papa cuma mau ikutan aja. Papa janji ga akan ganggu kamu disana. "

Haechan berdecak. Merasa kesal dengan ketidakpekaan papanya.

Awalnya hari-hari Haechan berjalan sangat baik. Dia hidup nyaman di Chicago, memiliki banyak teman dan pergaulan yang menarik.

Tapi sejak beberapa Minggu lalu, Johnny Suh-papanya mulai bertingkah aneh. Dia seperti remaja yang baru saja puber dan tidak bisa membiarkan Haechan sendirian.

Dia mengikuti kemanapun Haechan pergi. Ke tempat nongkrong, party, ke bar, bahkan saat Haechan mau kencan buta pun papanya memaksa untuk ikut.

"Sebenarnya papa ini kenapa sih? Papa ga seposesif ini sama Haechan sebelumnya." Haechan berkacak pinggang. Tatapannya mengarah ke Johnny berharap dia bisa bernegosiasi dan membujuk pria kolot dihadapannya.

"Siapa bilang papa posesif? Papa ga posesif kok, papa cuma mau cari teman, yaa barangkali kan papa ketemu pacar disana." Kata Johnny.

"Papa kesepian? Main tinder gih." Haechan benar-benar enggan untuk merasa peduli.

How to Bring Mommy Home?? | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang