23. Trauma

121 20 1
                                    

Kata Pernikahan tidak pernah meninggalkan kesan yang baik bagi Hyomi.

Pernikahan itu hanyalah sebuah komitmen konyol yang akan merampas hak merdeka seorang perempuan.

Pernikahan itu.....

Seperti sebuah beban yang otomatis akan bertumpu di bahu perempuan. Berkedok memberi kebahagiaan padahal bebannya luar biasa.

Di dunia yang tidak adil ini, laki-laki seolah memiliki kasta lebih tinggi dari perempuan. Mereka seolah di benarkan untuk mengekang dan memperlakukan perempuan seperti budak.

Kepatriaklkian seorang laki-laki ini telah mencoreng kebahagiaan dari sebuah pernikahan. Dan mereka telah menyumbang banyak trauma untuk perempuan.

Hyomi tau betul bagaimana rasanya. Dia adalah seorang istri, dia juga seorang ibu yang hidup dengan banyak tekanan sementara suaminya sibuk dengan masa mudanya yang belum usai.

Tak ada yang tau susahnya, tak ada yang tau lelahnya, bahkan dia yakin sampai detik ini pun Johnny masih belum mengerti penderitaannya.

Lalu dengan gampangnya dia bilang belum move on dan ingin menikahi Hyomi lagi???

Huff.... Gampang baginya menikahi seorang wanita. Tapi apa dia mengerti sejauh mana trauma Hyomi ?

"Mama kenapa sih??? Ngiris bawangnya berisik banget kayak lagi mutilasi mayat."

Kenyataan baru saja menghantam kepala Hyomi. Wanita itu berkedip cepat dan memperhatikan bawang cincang di atas tatakan. Kemudian dia menoleh ke arah Haechan.

"Jangan banyak protes.. mending bantuin mama masak daripada cuma protes. "

Haechan terkekeh. Lelaki itu tau mood ibunya mungkin tidak dalam keadaan baik, jadi dia berjalan mendekat untuk memeluk wanita itu dari belakang.

"Mama lagi stres ya ?"

"Enggak." Hyomi langsung membantah tudingan Haechan.

Pelukan lelaki itu mengendur, kepalanya sedikit miring kesamping untuk melihat bagaimana ekspresi ibunya.

"Mama bohong. Haechan tau kok, gara-gara papa kan?" Dia terkekeh kecil.

"Jangan sok tau kamu. Udah bantuin mama belanja aja, itu daftarnya sudah mama tulis di note."

Dan lagi-lagi Haechan tertawa. Hafal betul dengan perangai ibunya yang suka mengalihkan pembicaraan.

"Oke Haechan berangkat. Belinya di indomarried kan ?? " Dia masih bercanda berharap ibunya tak lagi bermuka masam.

"Aish.. terserah beli dimana yang penting harus kebeli semuanya."

Haechan berjalan kembali ke sofa, dia mengambil kunci mobilnya dan memakai topi Ralph Lauren hitam milik Mark yang dia pinjam kemarin.

"Ohya mah..." Haechan berhenti di depan pintu sekedar untuk mengutarakan apa yang dia lupa ucapkan.

"..... Om Yuta bilang papa mabuk berat semalam, galau gara-gara mama. "

 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
How to Bring Mommy Home?? | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang