25. Alasan Untuk Menyerah

127 24 1
                                    

Cinta itu adalah sebuah perasaan yang murni. Cinta itu bisa di rasakan, gampang di datangkan, tapi tidak semua bisa di realisasikan.

Dari cinta, Johnny telah belajar banyak hal. Tentang perasaan memiliki dan sakitnya kehilangan. Pada akhirnya dia sadar, bahwa tidak ada tempat lain yang bisa dia tuju selain Hyomi.

Penyesalan memang selalu datang di akhir. Dan kata maaf sangat mudah di ucapkan tapi mengembalikan keadaan tak semudah membalikkan telapak tangan. Johnny telah kehilangan semuanya, kepercayaan Hyomi, cinta Hyomi, dan yang paling membuatnya rindu adalah tatapan kasih sayang dari wanita itu.

Johnny tau, menyerah sama sekali bukan gayanya. Pasrah itu tidak ada dalam aturan hidupnya. Dia ingin sekali memperjuangkan semuanya. Memperbaiki keadaan lalu memulai dari awal. Sayangnya ada tembok besar yang membentang di antara dirinya dan Hyomi. Sebuah tembok kokoh yang di sebut....

Trauma

Hadirnya adalah trauma bagi Hyomi. Cintanya terasa seperti butiran kaca yang akan menyakiti Hyomi. Johnny mati langkah, dia tidak bisa memaksakan semuanya. Dan akhirnya.....

......Dia menyerah

Suara musik yang menggema di tengah ruangan pengap itu menjadi saksi gencatan senjata antara dirinya dan perasaanya pada Hyomi. Lelaki itu memilih lari, mengelabuhi perasaannya dengan siraman alkohol dan belaian gadis nakal.

Johnny yang selama ini hidup lurus karena rasa bersalahnya akhirnya memutuskan untuk menerima belaian wanita lain. Duduk pasrah di bawah kungkungan kupu-kupu malam dan menerima segala stimulasi yang akan membuatnya bergejolak.

Tapi sayang, hanya alkohol lah yang mampu mempengaruhinya. Sementara para penggoda ini tak sedikitpun mampu menaikkan birahinya.

Ahh... Seandainya saja itu Hyomi, pastilah Johnny akan menerkamnya sejak tadi, tapi sayangnya....

'tunggu !! Tunggu!! Jo.. berhenti bawa Hyomi kedalam kepalamu. Tugasmu sekarang itu buat lupain dia!!!'

Satu tegukan demi tegukan  menghadirkan sensasi melayang di tubuhnya. Pikiran Johnny  sedikit kosong tapi dia masih sadar sepenuhnya.

Lelaki itu duduk bersandar menyamankan dirinya, dengan seorang wanita yang menduduki pahanya. Johnny menatap ke arah lain, sedikit melamun dan terhanyut dalam dentuman musik hiphop yang berisik.

Sesosok tubuh yang dia kenal tiba-tiba berdiri di sisi ruangan. Johnny menatapnya dengan serius.

Sungguh... Apa ini sebuah delusi ???
Ataukah perasaan Johnny pada Hyomi sudah terlalu dalam hingga di alam bawah sadarnya pun Johnny bisa melihat wajah Hyomi??

"Biar Mark yang cari Haechan mah.."

'Tunggu !! '

'Mark ???'

Johnny langsung menegakkan posisi duduknya, mempertajam indera penglihatan nya dan menatap betul-betul wajah putra sulungnya.

Ini nyata, ini bukan delusi. Wanita yang berdiri disana itu benar-benar Hyomi. Dan Mark ada si sampingnya.

Johnny hampir saja mendorong gadis malang di atas pangkuannya ini lalu menyebut nama Hyomi keras-keras. Tapi sebelum semua itu terjadi, otaknya memberinya peringatan bahwa tujuan dia disana adalah untuk melupakan Hyomi. Ya benar.

Johnny akhirnya bertindak acuh. Memalingkan wajahnya dan menutupi perasaan bersalahnya. Dia membiarkan Hyomi pergi begitu saja tanpa ada niatan untuk mengejarnya.

"Pa, jangan main cewe." Haechan tiba-tiba saja duduk di sampingnya ketika Hyomi sudah pergi.

Anak keduanya itu dengan berani mengusir wanita malam yang menggerayangi papanya.

Johnny memang tidak datang sendirian. Lebih tepatnya dia yang memaksa ikut ketika Haechan pamit pergi ke club.

"Di cariin mama." Kata Johnny. Dia menenggak tetesan terakhir dari Champaign yang dia pesan.

"Hah?? Mama kesini??"

"Iya, sama Mark."

Mata Haechan otomatis membulat sempurna.

"Terus dia lihat papa sama cewe tadi ???"

Johnny mengangguk pelan dan membuat Haechan kehilangan kata-katanya.

"Terus kenapa papa masih diem disini? Papa ga mau ngejar mama?  Ahh... Dia pasti marah besar."

Harusnya Johnny yang panik tapi lelaki itu justru terlihat santai. Justru Haechan lah yang lebih panik disini.

"Papa mau nyerah aja Chan. Papa ga bisa mulai dari awal sama mama."

"Apa itu alasan papa main sama cewe tadi ?? Atau papa cuma mau balas dendam gara-gara mama deket sama om Jaehyun? "

Haechan belum mendapatkan jawaban apapun dari Johnny ketika ponselnya tiba-tiba saja berbunyi. Nama Mark tertera jelas dari layar ponsel yang berkedip-kedip di tangannya.

Lelaki itu mengangkat teleponnya tanpa ragu, tapi belum sempat dia berkata-kata, kedua mata Haechan telah lebih dulu menunjukkan reaksinya.

"Pah.. gawat, mama kecelakaan...*

Vote dulu dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vote dulu dong.. ☺️

 ☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
How to Bring Mommy Home?? | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang