Johnny merasa tubuhnya seperti habis terjatuh dari lantai 2. Pundak dan lehernya sakit, kakinya juga begitu. Ini semua gara-gara tubuh bongsornya harus tidur di sofa ruang tamu Hyomi. Dan sofa ini terlalu pendek untuk tubuh panjangnya.
Johnny bangun ketika matahari belum muncul. Lelaki itu bersandar dengan satu tangan yang memijat tengkuknya sendiri.
Matanya masih tampak mengantuk, dengan pikiran yang berada di awang-awang. Lelaki itu terbayang kembali dengan ciuman panasnya bersama sang mantan istri semalam. Dan... Yeah.. Johnny pikir itu luar biasa.
Sayangnya Hyomi yang mabuk malah tertidur di tengah peraduan mereka. Wanita itu terkulai lemas di atas pangkuannya. Bibirnya masih meracau, menyebut nama Johnny beberapa kali sebelum dia benar-benar kehilangan kesadaran.
Johnny tak ingin mengambil kesempatan. Lebih tepatnya dia tak mau di cap sebagai pria brengsek karena memanfaatkan keadaan.
Johnny lebih memilih memindahkan Hyomi ke kamarnya sementara dirinya tidur di sofa ruang tamu. Lelaki itu menghela nafas. Dia mengenakan sepatunya dengan malas lalu mengemasi barangnya dan pergi di pagi buta tanpa pamit.
Hyomi pikir mengurus anak-anak yang nyaris dewasa tidak akan terlalu merepotkan karena mereka sudah bisa mengurus diri mereka sendiri.
Hyomi juga berpikir bahwa selama ini dia telah mengenal anak-anaknya dengan baik, termasuk Mark dan Haechan. Meskipun kedua anak lelakinya itu tinggal di Chicago tapi sekali waktu mereka akan datang berkunjung saat liburan.
Hyomi mengenal karakter keduanya dengan baik, terutama Mark yang selama setahun terakhir tinggal bersamanya. Tapi tampaknya itu tidak berlaku untuk Haechan.
Memang benar Hyomi tau jika Haechan itu sedikit nakal, tapi dia tidak pernah menyangka bahwa bocah itu akan semembangkang ini.
Akan selalu ada peraturan di rumah Hyomi. Termasuk jam malam dan jam tidur. Dan Haechan telah melanggar keduanya. Bocah itu sering keluar dari pagi dan baru pulang menjelang dini hari. Hyomi sering menginterogasinya dan dia hanya mendapat jawaban yang sama setiap hari.
"Dari mana lagi kamu ?" Hyomi melipat kedua tangannya di dada lalu menatap Haechan tajam.
"Main."
Jawaban yang persis seperti apa yang Hyomi duga.
Tak ada perasaan takut ataupun bersalah dari Haechan selain hanya wajah lusuh kelelahan.
"Main apa sampai jam 1 pagi begini Haechan Suh ???"
"Ck.. Haechan capek ma, tanya-tanyanya besok aja." Dan suara pintu kamar yang sedikit di banting menggema di ruangan sunyi itu.
Mark si sulung sampai keluar kamar mendengar suara ribut itu. Dia menghampiri mamanya lalu bertanya,
"Haechan pulang malam lagi ??"
Hyomi menghela nafas. Wanita itu menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Sebenarnya gimana sih pola asuh papamu disana ? Bisa-bisanya Haechan di biarin sebebas ini. "
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Bring Mommy Home?? | Johnny Suh
FanfictionSebagian besar laki-laki berpikir jika wanita itu makhluk yang rumit. Wanita itu susah di mengerti. Dan wanita itu semakin terlihat menyeramkan jika sudah menyandang status sebagai seorang ibu. "Hidup akan lebih simple tanpa ada aturan dari ibu." I...