7. Canggung

166 25 0
                                    

Jillian salah. Dia mungkin bisa mengatasi kemarahan papanya tapi dia  sama sekali tidak mengantisipasi kemarahan mamanya.

Bisa dibilang Johnny itu tidak pernah marah senakal apapun anak-anaknya, tapi Hyomi jelas sangat berbeda. Wanita itu seperti monster naga yang mengeluarkan api hitam ketika sedang marah.

"Kamu tau kalau ini bukan main-main? "

Jillian menunduk dan mengangguk lemah. Mark dan Haechan yang melihat si bungsu di adili jadi ikut prihatin.

"Papa mu itu sibuk, dan Chicago-korea itu tidak dekat. Bisa-bisanya kamu mempermainkan papa mu seperti ini."

"Ya kan Jill cumaa..."

"Ga usah jawab!! Kamu itu salah, ga usah kasih pembelaan." Bentak Hyomi.

"Hyo.. sudahlah. Mungkin Jill cuma kangen."

"Ga usah di belain !! Biar Jillian tau batasan dalam bercanda. "

Hyomi menatap Johnny tajam lalu kembali beralih pada Jillian. Johnny yang di tatap seperti itu langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sungguh, Hyomi kalau marah itu menyeramkan.

"Minta maaf sama papa."

Jillian cemberut. Dua sudut bibirnya mengarah kebawah dan bola matanya berair.
Jillian mendekati Johnny, berdiri di hadapan ayahnya dengan kepala menunduk.

"Pah.... Maafin Jill yah.." kedua tangan Jill di rentangkan dan dia memeluk Johnny dengan sangat erat.

"It's okay honey. Jangan di ulangi lagi."

Mereka akhirnya menyelesaikan perselisihan ini. Duduk bersama dalam satu meja untuk makan malam. Persis seperti apa yang Haechan inginkan.

Lelaki berumur 18 tahun itu tampak sangat bahagia menatap orang tuanya yang duduk  dalam satu meja. Menikmati makan malam dalam damai seperti keluarga kecil yang bahagia.

Tidak hanya Haechan saja. Sejujurnya Mark dan Jillian juga memiliki perasaan yang sama. Mengulang momen-momen manis 10 tahun lalu sebelum orang tua mereka bercerai.

Ya.. bagi anak-anak momen kebersamaan mereka adalah momen manis, tapi bagi Hyomi dan Johnny, pernikahan 10 tahun lalu itu adalah momen getir yang menimbulkan trauma di hati keduanya.

Johnny duduk di hadapan Hyomi dan  menatap gerak gerik wanita itu dalam diam. Hyomi tampak tidak senang. Wajahnya di tekuk, dan bibirnya yang mengatup rapat itu seolah menjelaskan kalau Hyomi tidak nyaman melihat Johnny ada di rumahnya. Ralat !! rumah mereka.

"Kenapa cuma diam? Kalian ga makan?" Mark menatap orang tuanya bergantian.

"Eh.. iya ini papa mau makan." Johnny tersadar lalu dia mulai fokus pada makan malamnya.

Hyomi menghela nafas. Dia akhirnya mau menatap Johnny, lalu mengalihkan pandangannya ketika Johnny balik menatapnya.

Sejujurnya ada rasa rindu dalam hatinya ketika melihat Johnny. Tidak pernah terpikir oleh Hyomi kalau dirinya akan bertemu kembali dengan sang mantan suami.

Hyomi  tersenyum tipis, bernostalgia dengan mengingat momen-momen manis mereka di meja makan dulu, tapi selanjutnya senyuman itu berubah getir kala dia teringat dengan konflik yang membuat mereka memilih berpisah.

Meja makan tidak pernah terasa sepi ketika trio Suh bersaudara ini berkumpul. Saling melempar canda dan ejekan. Merekalah yang berhasil mencairkan suasana canggung di antara kedua orang tuanya.

Jillian terus berceloteh di depan Johnny. Si bungsu berusia 16 tahun itu mulai berlagak manja di depan papa nya. 

"Biar Haechan aja yang cuci piring. Mama kangen sama papa kan? Sana temenin."

How to Bring Mommy Home?? | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang