12. Passionate Kiss

203 21 0
                                    

Hyomi tidak pernah membayangkan ini sebelumnya. Kembali duduk satu meja dengan orang yang paling dia hindari selama 10 tahun terakhir.

Berkat keluhan dari Jillian kemarin, Hyomi belajar satu hal. Bahwa dia akan mengesampingkan luka nya. Dia akan menerima kehadiran Johnny sebagai ayah dari anak-anaknya tanpa menunjukkan kebencian. Yahh.. setidaknya di depan anak-anak.

"Maaf, makanannya belum siap." Hyomi menyambut kedatangan Johnny dengan satu kalimat itu.

"Papa ?? Ku pikir papa ga akan datang." Jillian akan selalu menyambut Johnny dengan sangat antusias.

"Ga mungkin lah papa ga datang. Kan mama yang undang papa kesini." Lelaki itu melirik Hyomi sekilas.

"Papa katanya mau pindah ke Korea??" Mark baru turun dari kamarnya dan langsung menghampiri papanya.

"Iya, semuanya sudah di pindahkan kesini. Mulai besok papa sudah bisa kerja disini."

"Berarti Jill bisa sering ketemu papa dong??" Jillian bertanya dengan senyuman yang merekah dari wajahnya.

"Yes baby, papa bakal banyak luangin waktu buat kamu."

"Assiiik..."

"Kenapa papa pindah? Bukannya papa lebih suka di Chicago ? " Pertanyaan Haechan sedikit menyinggungnya, tapi Johnny merasa tidak keberatan untuk menjawab.

"Ada banyak faktor Chan, salah satunya karena pasar Chicago sangat sulit akhir-akhir ini."

"Pah.. berarti Haechan tetep bisa di gaji sebagai tester game papa dong..?" Haechan menatap Johnny dengan tertarik.

"Bisa, asal kamu belajar yang bener dulu baru main game. "

Obrolan dari ketiga anaknya dan juga mantan suaminya membuat Hyomi tersenyum tipis. Sepertinya inilah gambaran keluarga harmonis yang selama ini anak-anaknya dambakan. Entah kenapa Hyomi merasakan hangat memeluk jiwanya ketika dia melihat interaksi itu.

"Makanannya sudah matang." Hyomi berseru.

Wanita itu meletakkan ayam panggang utuh di tengah meja, lalu sup di sisi lain dan beberapa jenis side dish.

Haechan mendekat dengan semangat sementara Mark terlihat lebih santai. Jillian masih setia menempeli papanya dan Hyomi masih berusaha menetralisir kecanggungannya.

"Waahh.. baunya enak." Kata Haechan.

"Sudah pasti enak, masakan mama itu yang terbaik." Sambung Jillian.

Haechan duduk di samping Hyomi, sementara Mark ada di sisi lain Hyomi. Jillian setia duduk di sebelah Johnny dan membuat Johnny memiliki posisi kursi berhadapan dengan Hyomi.

Mereka makan dengan suasana hangat seperti sebuah keluarga yang harmonis. Hyomi terus tersenyum mendengar anak-anaknya berceloteh dan saling bertukar cerita. Kemudian bercanda dan saling meledek.

Sampai acara makan malam berakhir mereka bertiga masih saling meledek hingga membuat kedua orang tuanya tertawa. Hyomi bersyukur karena itu membuat suasananya tidak terlalu canggung.

Meskipun dirinya dan Johnny hanya saling bertukar pandang tanpa obrolan tapi kehadiran lelaki itu di meja makan sangat berarti untuknya. Karena dia senang melihat anak-anaknya senang. Itu saja.

"Biar aku yang cuci piring." Johnny menawarkan diri setelah dia membantu Hyomi memindahkan piring kotor ke wastafel.

"Ga perlu repot-repot..."

"Aku ga repot, kamu pasti sudah capek setelah masak sebanyak itu."

Ya.. Johnny benar, kaki Hyomi rasanya  ngilu karena terlalu lama berdiri di depan kompor. Untuk itu dia hanya berterima kasih dan membiarkan Johnny mengambil alih perkara bersih-bersih.

How to Bring Mommy Home?? | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang