𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟑𝟖/𝟐

381 44 3
                                    

𝑎𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑖 𝑘𝑒𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢
𝑚𝑒𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛𝑚𝑢
𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎
—𝑚𝑎𝑎𝑓

~~~
𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ

[ S2 ]
♡♡♡

Pria itu, pria dengan berjuta kharisma. Simbol keangkuhan dan arogan. Sifat alami yang membuat orang lain yang menatapnya tak mampu berkutik dengan wajah tampan nan memikat. Sekarang sedang melihat kearah luar jendela kantornya dari ruang khusus merokok. Berdiri bak patung Apollo dengan menghimpit rokok dalam sela jari. Sebelah tangan dimasukkan ke dalam kantong celana bahan yang dikenakannya. Dengan sorotan tajam, tak ada yang bisa membaca mimik wajah juga apa yang ada dalam pikiran pria itu. Pria yang sangat berbahaya. Jelas.

TOK TOK TOK

CKLEK

“Tuan Pimpinan Lee.”

Agak kurang ajar memang. Panggilan itu seharusnya ditujukan pada orang yang benar-benar menjadi pimpinan Lee yang sekarang. Namun pria dihadapannya bukanlah orang itu. Ia raja dibalik layar 'kerajaan' Lee.

Postur tubuh Lee Jeno tetap diam tanpa geming. Tapi Xiaojun tau, dia harus melanjutkan ucapannya.

Sekalipun dia adalah anggota Squad, didalam kantor ia harus memanggil dan berbicara formal, sedekat apapun hubungan mereka. Itu ialah etika dasar.

Xiaojun menunduk “Saya sudah menyiapkan semua yang anda perintahkan. Hanya menunggu saatnya tiba.”

Jeno menyeringai keji, “bagus.” Dia berpaling setelah menyesap rokoknya dan mengepulkan asap keudara.

“Matilah kau kali ini Jung Jaehyun!”



________


Dua manusia berbeda usia itu saling berjongkok memunggungi, beberapa jam setelah matahari terbenam mereka pergi ke taman rumah sakit yang ditengah-tengahnya terdapat kolam buatan. Dipinggiran kolam sengaja ditanami rerumputan dan bunga yang elok agar pasien dapat lebih rileks serta membantu pemulihan melalui psikologis.

Happ
Jisung menangkap seekor kunang-kunang lagi dikepalan tangannya. Dadanya naik-turun dengan keringat membanjiri didahi juga pelipis anak itu. Padahal suhu udara sudah lumayan dingin diluar.

“Sudah... kita kembali.”

Jisung merengut disela desahannya. Dia meletakkan kunang-kunang ke dalam toples kaca yang mereka bawa. “Tapi..
kurang tiga lagi.”

Anak itu mengerutkan alisnya muram. “Harus lima belas. Kalau tidak, nanti Putri Lucy tidak bisa datang.”

Beruntung ditempat seperti ini masih bisa melihat ada banyak kunang-kunang berterbangan.

Mereka berburu sampai lupa waktu.

Si paman memutarkan bola mata jengah. “Aku sudah menangkap dua, nanti satunya akan ku berikan lain waktu. Kau tidak lihat wanita itu melototiku dari tadi?!” dia mengarahkan telunjuknya pada Sooyoung yang berdiri beberapa meter dari mereka. Wanita itu menatapnya datar, juga para bodyguard yang mengelilingi tempat itu.

[ S2 ] 𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang