𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟑𝟑/𝟐 (𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝟐)

471 49 5
                                    

🌬 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑖𝑙𝑢𝑠𝑖,
𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑖 𝑗𝑢𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑝𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
_𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑚𝑢

𝑘𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑚𝑢 —ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑙𝑢𝑠𝑖

~~~

𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ

[ S2 ]
♡♡♡

Yongsan International School of Seoul (YISS)

Pria bertopi yang selalu mengenakan jaket hitam dan pakaian serba hitam itu memandangi langit yang kelabu, gerimis sejak dua jam lalu sudah berhenti, tapi tanda-tanda bocah yang ditunggunya tidak nampak sama sekali.

“Kemana bocah brengsek itu?!” Dia menggosokkan tangan yang terasa dingin dan menghembuskan uap dari mulut ke permukaan tangan agar bisa memberikan sedikit kehangatan. Hampir empat jam menunggu diluar, membuatnya sedikit menggigil ditambah cuaca yang sedang tidak menentu. Dari awal mendung , hujan hingga reda, bocah kecil itu tak terlihat sama sekali.

Langit sudah sepenuhnya gelap. Tidak ada siapapun bahkan serangga tidak ada yang berani bersuara, sesekali hanya satpam yang berjaga berkeliling sekolah menanyakan keperluannya tapi tak digubris sama sekali.

Lima menit lagi.

“Jika lima menit tidak muncul juga aku akan per-”

“Permisi.” Suara halus memotong monolognya pada diri sendiri. Pria itu mendongak, mendapati wanita yang setiap hari diketahuinya mengantar-jemput si bocah yang ditunggui. “Apa anda orang yang mempunyai janji dengan Tuan muda Jisung?”

“Jisung?” si paman menggumam.
Benar, namanya Jisung.
Nama yang sama dengan Bintang.

“Nama saya Sooyoung, saya adalah asisten personal Tuan muda Jisung. Beliau mengatakan jika ada janji dengan seseorang di sini tapi karena Tuan muda sedang sakit jadi tidak bisa datang. Dia menitipkan pesan supaya tidak menunggu. Dan... Maaf.”

Apanya yang tidak usah menunggu! Aku sudah hampir membeku disini, bocah.

Tak ada tanggapan, Sooyoung berkata lagi “Saya minta maaf, seharusnya datang lebih cepat. Tapi karena keadaan sedang darurat jadi-”

“Dia sakit apa?”

“Ya?” Sooyoung agak kaget dengan pergerakan tiba-tiba pria bertopi itu. “Mmm... Maaf, itu tidak bisa saya katakan. Hal itu bukan wewenang saya.”

Informasi sekecil apapun para pewaris juga para orang berkedudukan tinggi terutama yang mempunyai banyak musuh sangat krusial. Jadi hal seperti itu sudah biasa ditutupi dari orang lain.

Sooyoung merasa kikuk dan canggung. “Kalau begitu saya permisi, karna saya harus segera pergi.”

“Tunggu.” Pria itu hampir mencekal tangan Sooyoung. “Dia.. dirawat dirumah sakit mana?”

[ S2 ] 𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang