𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟒𝟕/𝟐

403 44 4
                                    

☘ 𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑙𝑎𝑛𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑖
𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑢𝑛𝑔𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑢𝑑𝑟𝑎
𝑎𝑘𝑢 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑖𝑎𝑝𝑎𝑝𝑢𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑠𝑖𝑘𝑢
𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑎𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎
𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑑𝑖𝑎
–𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑢 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎

~~~
𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ

[ S2 ]
♡♡♡

Mawar merah menghuni setiap celah dedaunan berhektar-hektar luasnya. Bahkan baunya yang alami menempel dengan nyaman pada tubuhnya yang berbalut pakaian tebal. Warna burgundi indah dan seksi memancarkan pesonanya yang anggun nan megah.

“Aku berkeliling dunia hanya untuk mencari bunga yang tetap mekar saat musim dingin. Namanya adalah winter rose.” Jeno berucap bangga disamping Jaemin.

Jaemin menyelipkan jemarinya antara dasar bunga dan tangkainya. Menyentuh bunga dengan butiran salju pada kelopaknya yang terlihat, “Indah.”

Jeno tersenyum. “Seindah apapun bunga disini. Tetap, kaulah yang paling indah.”

Merona. Siapa yang tidak akan bertingkah malu-malu kucing jika dipuji dengan kata yang membumbung hingga ke langit? Terutama oleh orang seperti Jeno. Kata-katanya yang manis dengan senyuman yang mematikan.

“Tunggu sebentar, aku ada sesuatu untukmu.” Jeno bergegas pergi bahkan tanpa sahutan dari si manis. Dia berlari masuk kedalam mansion yang akan mereka tinggali malam ini. Sebuah mansion yang tak kalah megahnya dengan nama Lee yang tersohor, patut untuk menyandang nama salah satu keluarga terkaya di Korea.

Jaemin berjalan dengan lambat menikmati setiap pandangan yang terhampar lautan bunga. Dia tersenyum manis. Setidaknya dia akan menghargai Jeno yang berusaha keras. Hingga beberapa saat. Jaemin menghirup aroma yang dia kenal. Sangat. Hidungnya sangat familiar dengan parfum ini.

Bau yang seperti laut tenang.

Senyumannya menghilang, berganti dengan kepalanya yang mencari-cari menoleh kekanan dan kekiri sekitarnya.

“Jaehyun-ah...” Dia mencari asal bau itu. Seseorang dengan pakaian tertutup tak bercela serba hitam menjulang tinggi disamping lampu jalan. Mereka berpandangan. Jantung Jaemin serasa meledak karna berdebar dengan keras. “Kak...?”

Sementara dua menit tanpa ada salah seorang yang bergerak sedikitpun, lututnya hampir lemas. Dia tak percaya akan penglihatannya. Seolah tak ingin bila hanya mimpi yang menggoyahkan kenyataan, Jaemin tak bergerak juga bersuara sedikitpun, sampai orang itu berbalik dan berjalan menjauhinya.

Tidak.

“Kak, tunggu....” Jaemin mulai berjalan bahkan berlari, sebuah pagar menyulitkannya ia terobos dengan cekatan. Begitu dia keluar, Jaemin berlari semakin kencang untuk mengimbangi jarak yang mengikisnya. Dia tidak ingin orang itu meninggalkannya.

“Kak...”

“Jaehyun–

HHaahh

Hah hahhh

Napasnya tersenggal karna kelelahan juga dingin yang menusuk hidung membuat udara menyakiti pernapasannya. Udara semakin membuatnya menggigil, uap panas tak mampu membuatnya hangat.

“Jaehyun.. Jaehyun-ah....”

“Jae-...”

“Kak?”

[ S2 ] 𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang