𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟒𝟑/𝟐 •

422 43 9
                                    

☘ 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑎𝑘𝑢
𝑚𝑒𝑠𝑘𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑠𝑢𝑎𝑛
𝑑𝑎𝑛
𝑠𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛𝑘𝑢

—𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑡𝑖𝑚𝑢

~~~

𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ

[ S2 ]
♡♡♡


Demam.

Lagi.

Jisung harus kembali dirawat dirumah sakit. Karna menunggu si paman terlalu lama di suhu yang dingin, imun bocah itu kembali menurun.

Jaemin murka tentu saja. Itu adalah ide Sooyoung. Perawatan untuk Jisung harus benar-benar ekstra hati-hati. Selain goldenblood yang langka, tidak mudah untuk menjaga staminanya tetap stabil.

Masalah terus saja berdatangan, menghantamnya tanpa kenal ampun. Urusan proyek bisnis, aliansi, internal keluarga Jung dan sekarang Jisung.
Dia lelah. Dia ingin beristirahat barang sejenak. Tanpa memikirkan apapun.

Andaikan bisa, dia lebih memilih ikut Jaehyun pergi.

Andaikan bisa, dia lebih memilih menjadi keluarga biasa yang hangat walaupun jauh dari kemewahan asal cukup.

Andaikan Jaehyun tidak mati.

Dan andaikan-andaikan yang lain. Merusak segala ekspektasinya untuk terus berjuang seorang diri.

"Jika suatu saat nanti terjadi sesuatu padaku-"

"Tidak akan."

"Dengar dulu."

"Tidak mauuuu!!"

"Love"
"Jika suatu saat nanti terjadi sesuatu padaku, maka —Berjanjilah, kau akan terus bertahan."

"Jika kau mati, aku akan ikut bersamamu." Dasar pria jahat!!

"Kau sangat jahat ...kak," setetes air matanya jatuh seperti yang sering dia lakukan diam-diam kala mengenang Jaehyun. Sangat sakit. Sakit yang mampu melupakan seluruh penderitaannya selama ini. Sakit yang teramat kuat hingga dia rela menukar apapun yang dia punya agar bisa bertemu lagi dengan pria yang dicintainya.

Jaehyun-nya.

Malaikat-nya yang seperti matahari di jurang paling gelap dalam dirinya.

Dialah cahaya-nya.

"Hahahhahaha HAAAAAAAAAHHH" Jaemin tertawa, kemudian berteriak. Seperti orang gila.

Benar-benar tidak waras.

Bisakah malaikat maut mengambil nyawanya juga saat ini? Kenapa seluruh dunia terasa suram dan hampa? Bahkan

...bahkan gemerlapnya dunia

Tak mampu menghibur hatinya

Jadi,

Harus kemana dia pergi..

Ditengah kegalauannya yang tenang, seseorang datang mendekat.

Suara pantofel berirama yang terasa mencekam mengetuk permukaan lantai. Pria itu semakin dekat ke tempat Jaemin berbaring di sofa ruang kerja Jaehyun sebelumnya. Langkah terhenti, Jaemin masih setia pada berbaringnya yang miring.

[ S2 ] 𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang