𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟑𝟎/𝟐 •

756 64 12
                                    

🌬️𝑎𝑝𝑎 𝑘𝑎𝑢 𝑡𝑎𝑢 ℎ𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑒𝑚𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎?
𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙𝑛𝑦𝑎
'ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑑𝑖𝑟𝑖'

~~~

𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ

[ S2 ]
♡♡♡


Pria bermata sekelam malam yang sama dengan warna rambutnya itu berhasil mencapai puncak.

Hannam-dong Residence.

Dimana kesayangannya berada.

Kepalanya mengedar ke segala arah tempatnya menapak. Dengan sangat tenang dia membuka satu persatu pintu ruangan yang terpatri pada lorong. Gesekan lantai marmer dengan sepatu pantofel mahal miliknya, teredam oleh karpet yang sengaja dipasang sebagai salah satu penambah kesan mewah tempat itu.

Gotcha!

Ketemu!

Jeno sangat menyukai ekspresi ketakutan Jaemin. Sangat mempesona —baginya. Apapun yang Jaemin lakukan selalu bisa mencuri atensinya. Bak penjahat yang memerangkap mangsanya, Jeno maju perlahan diikuti Jaemin yang juga mundur dengan tangan diudara melambai kekanan dan kekiri bergestur seolah memberi peringatan agar pria dominan itu berhenti dari tempatnya. Kepala Jaemin menggeleng heboh.

"Jeno-ya.."

Ah lihatlah wajahnya yang seperti akan menangis itu... sangat menggemaskan.
Berbeda dengan tatapan Jaemin yang melihat horor ke arah Jeno yang seperti akan menelannya hidup-hidup.

"Kyaaaaakk"

Jaemin terjatuh ke sofa putih yang ada disana. Dia tidak fokus benda apa saja yang bisa menyakitinya akibat berjalan mundur karna terlalu terkejut dengan Jeno yang memberikan simulasi ketakutan tersendiri diotaknya. Kakinya tersandung pinggiran sofa lalu terjatuh sempurna dengan posisi telentang, mengakibatkan bathrobenya yang tersingkap dan menampakkan paha putih mulus yang menggairahkan ketika miring merubah posisi tubuh. Untuk itu ia berusaha berdiri kembali.

Jeno menelan ludahnya kasar. Nafasnya memburu dengan dada naik-turun.

Hanya dengan seperti itu saja libidonya sudah terpancing dengan baik.

Jaemin– salah satu kelemahannya.

Pria manis itu mengaduh kembali menampakkan wajah ketakutannya. Sepersekian detik tubuhnya sudah beralih digendong Jeno seperti karung beras diatas bahu lebar miliknya. "Jang-"

"Kyyakh"
Belum sempat memprotes, dengan cepat Jeno membanting tubuh Jaemin keatas ranjang secara perlahan dan hati-hati. Kini submisif yang tak hentinya terkejut itu dibuat tak berkutik dibawah kungkungan sang dominan.

"J-jeno.."

Jeno tak mengindahkan panggilannya. Dia terfokus pada belahan bibir manis madu itu. Sedari tadi menggetarkan hatinya dengan meloloskan pergerakan dari ucapan halus nan lembut

[ S2 ] 𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang