𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟓𝟎/𝟐 ‐[𝑬𝑵𝑫]-

661 49 17
                                    

☘ 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖𝑚𝑢
𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑖
𝑚𝑒𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ𝑖 𝑆ℎ𝑎ℎ 𝐽𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑀𝑢𝑚𝑡𝑎𝑧 𝑀𝑎ℎ𝑎𝑙
𝑏𝑒𝑔𝑖𝑡𝑢 𝑎𝑏𝑎𝑑𝑖, 𝑚𝑒𝑠𝑘𝑖 𝑟𝑖𝑏𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑚𝑝𝑎𝑢𝑖
𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑚𝑎𝑚𝑢
𝑚𝑒𝑙𝑒𝑤𝑎𝑡𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛
𝐻𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚𝑢 -𝐽
~~~

𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ

[ S2 ]
♡♡♡

Di seberang gedung pencakar langit,
pria dengan tatto pada lehernya itu mulai menampakkan diri. Raut dingin tanpa senyum menghiasi pada wajahnya yang tampan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Johnny yang berdiri disamping kirinya menyeringai dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Johnny yang berdiri disamping kirinya menyeringai dalam. “Bukankah malam ini sangat cerah untuk menyambut kematian?”

Mingyu tertawa lebar. “Berani sekali dia mencium Jaemin.” Sepertinya kepribadian Johnny dan Mingyu tertukar. Pria yang biasa menggoda Jaehyun itu kini hanya menanggapi biasa adegan yang terlihat jelas pada teropong Binocular.

Mingyu mengisi senapan Barret M82 dengan peluru berkaliber 50 bmg. Cukup untuk menembus ruangan yang menampilkan musuh bebuyutan Jung Jaehyun.

“Jangan membunuhnya langsung.” Jaehyun menurunkan perintahnya. Mingyu maupun Johnny paham, Jaehyun lebih suka menghabisi Jeno dengan tangannya sendiri. Dendam mereka harus berakhir kali ini.

Johnny memandang sedih Low explosive yang ia persiapkan sepertinya tidak akan digunakan. Kun yang paham, sedikit tersenyum. Teman-temannya memang agak lain. Menepuk bahu pria berbadan besar itu untuk menghibur, “tenang saja, kau bisa menghancurkan rumah para Lee lainnya.” Ah, rupanya dia juga orang dengan kepribadian -lain-. Mendengar itu, seketika senyum Johnny terbit. Kun malah menjadi merinding. Apa temannya ini psikopat?

[ S2 ] 𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang