𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟑𝟑/𝟐(𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝟏)

504 56 5
                                    

♠︎ 𝑘𝑎𝑢 𝑡𝑎𝑢,
𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙𝑎

𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑎𝑛𝑒ℎ𝑛𝑦𝑎
𝑎𝑘𝑢 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑡𝑎𝑘𝑢𝑡 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑚𝑢
𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑖𝑘𝑢 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑙𝑎𝑚𝑘𝑎𝑛𝑘𝑢 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ︎♠︎


~~~
𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇ

[ S2 ]
♡♡♡

Kediaman Jeong Jaehyun, Hannam-dong Residence

Untuk yang kesekian kalinya, Jaemin bermimpi buruk.

Pukul satu dini hari.

Keringat dingin didahinya diusap agak kasar. Dia butuh udara segar.

Tubuhnya yang mulus memperlihatkan beberapa bercak cinta baru, ditutupi dengan piyama sutra berwarna hitam. Perlahan turun dari ranjang dengan sangat hati-hati agar Jaehyun tidak terbangun.

Shun nampak siaga begitu pintu kamar terbuka. Pria dengan tampang keras itu menunduk menghormat.

"Kau tak perlu ikut begadang hanya untuk berjaga." Jaemin memaklumi jika Shun masih membutuhkan perawatan untuk lukanya. Ngomong-ngomong soal hukuman, bahkan Shun masih bekerja setelah hampir satu minggu absen. Padahal lukanya sangat serius kala itu. Jaemin tidak mengerti mengapa pria itu sangat keras kepala, seharusnya ia menikmati waktunya untuk bersantai.

Mereka berjalan menyusuri lorong lantai tiga kediaman Jung bersama.

"Saya akan lebih tenang jika anda baik-baik saja," ucapnya tulus. Pengabdian Shun sungguh membuatnya terharu.

Jaemin tak berucap lagi. Dia menenteng buku milik Jisung yang setiap hari dibawanya untuk dibaca. Dia harus memastikan buku apa itu, dan seperti dugaan bukan buku yang bagus dibaca anak seusia putranya. Terlalu dewasa. Hanya saja, Jisung sudah terlanjur membacanya hingga setengah buku. Bahkan dia menirukan panggilan pada Jaemin dari buku itu.

Ona.

Entah kenapa setiap kata tersebut, Jaemin merasa ngilu dalam hatinya.

Sampai di lantai dua kediaman, Jaemin mendudukkan dirinya di salah satu sofa diruang rekreasi. Yaitu ruangan yang didesain untuk bersantai bagi penghuni kediaman Jung.

Pelipisnya dipijat pelan, membaca tiap baris dari buku. Shun hanya melirik sekilas.

"Apa perlu saya pijat?"

Seperti dalam keseharian, terkadang Shun juga bisa diandalkan dalam memijat. Sebagai pelayanan eksklusifnya.
Jaemin kini hanya diam memandangi buku hijau didepannya teronggok pasrah diatas meja.

Shun memberi arahan pada maid yang berjaga membawa handuk bersih. Beberapa menit terlewat, Shun sudah berkonsentrasi memijat bahu tuannya yang ternoda banyak kemerahan.

[ S2 ] 𝐋ᴜsᴛ, 𝐎ʙsᴇssɪᴏɴ, 𝐕ɪᴄᴛɪᴍ, 𝐄ɢᴏ, 𝐑ᴇᴠᴇɴɢᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang