DUA PULUH DUA

5.3K 195 11
                                    


"Ummi, cepat Ummi, kita kan buru-buru mau ke pesantren Al-Akbar. Pasti Kiyai Fadil dan Umma Alma udah nungguin kita. Janjiannya kan jam 10. Ini jam 9.30 kita masih di rumah. Kan butuh 45 menitan dari pesantren An-Nur ke pesantren Al-Akbar," ucap Kiyai Rahmat yang membuat Ummi Kemala buru-buru keluar dari kamarnya karena panggilan dari suaminya itu.

"Iya, Bah. Ummi lagi make upan dikit," jawab Ummi Kemala yang sudah berada di depan suaminya itu.

Kiyai Rahmat memperhatikan Ummi Kemala dari atas sampai bawah. "Ummi udah cantik kok, gak usah pakai make up udah glowing kok," balas Kiyai Rahmat dengan senyum mengembangnya.

Ummi Kemala menyenggol bahu Kiyai Rahmat. "Abah, bisa aja ngegombalnya, udah kayak anak muda aja." Kiyai Rahmat hanya tersenyum menanggapi ucapan istrinya itu.

Mereka keluar dari rumah, menaiki mobilnya dan langsung berangkat ke pesantren Al-Akbar. Mereka sampai di pesantren Al-Akbar pukul 10.15. Setelah memarkirkan mobil di halaman pesantren. Mereka segera menuju ndalem.

Kiyai Rahmat dan Ummi Kemala mereka telah disambut oleh Kiyai Fadil dan Umma Alma. Mereka dipersilakan masuk ke ndalem. Dan jamuan hidangan telah tersedia.

Senyuman tak lepas dari dua keluarga ini. Saling menanyakan kabar, bercerita, hingga saling bercanda. Mereka kelihatan begitu akrab.

Kiyai Rahmat pun membuka topik pembicaraan perihal pernikahan putra-putri mereka. "Gimana dengan persiapan pernikahan anak-anak kita?tanya Kiyai Rahmat dengan raut wajah bahagia.

"Kalau masalah pernikahan, InsyaAllah telah hampir rampung. Karena pernikahan ini juga dilaksanakan secara sederhana di pesantren Al-Akbar ini. Kita juga sudah memilih WO yang berkompeten. Jadi, InsyaAllah, bisa terlaksana dengan baik nantinya," jelas Kiyai Fadil.

"Bagaimana perihal dengan anak-anak kita?" tanya Ummi Kemala. Karena memang Gus Rasya dan Ning Aisha baru diberitahu ketika dua hari mendekati hari H pernikahan. Padahal perjodohan ini sudah direncanakan dan dipersiapkan jauh-jauh hari.

"Saya sudah memberitahukan kepada mereka. Walaupun respon mereka awalnya sangat kaget. Tapi InsyaAllah, sekarang mereka sudah menerimanya," jawab Kiyai Fadil lagi.

"Jika pernikahan ini terlaksana dengan baik. Maka mereka akan menjadi pasangan yang serasi," timpal Umma Alma.

"Iya benar Umma Alma," balas Ummi Kemala.

Mereka pun terus mengobrol tentang pernikahan anak-anak mereka yang akan dilaksanakan dua hari lagi di pesantren Al-Akbar ini.

• • •

Setelah dijamu dengan makan siang tadi oleh keluarga Kiyai Fadil. Ummi Kemala meminta izin untuk menjumpai Ning Aisha. Kebetulan Aisha baru selesai mengajar. Dan ia menunggu Umma Kemala di kamarnya untuk berbicara perihal pernikahannya ini.

Aisha sedari tadi terus mengobrol dengan Umminya. Ia melepas kerinduan karena sudah lama tidak bertemu Umminya. Dengan Abahnya ia juga tadi telah bertemu melepas kangen dengan seorang laki-laki yang jadi cinta pertama anak perempuannya.

Aisha meminta maaf kepada orang tuanya atas kesalahannya selama ini. Umma juga meminta maaf karena baru menceritakan tentang perjodohan ini sekarang. Ummi Kemala mengatakan bahwa ini adalah yang terbaik bagi Gus Rasya dan Ning Aisha.

Setelah mengobrol cukup panjang lebar. Akhirnya Aisha memberanikan diri untuk menceritakan satu hal yang masih menjadi kebimbangannya dalam menerima perjodohan ini.

"Ummi, ada satu hal yang masih mengganjal Aisha buat nerima perjodohan ini," ucap Aisha. Ia kelihatan cukup serius untuk menceritakan perkara ini.

"Apa yang masih membuat kamu bimbang Ai?" tanya Ummi Kemala.

Kisah Cinta Yang Tak Direstui Semesta [ TELAH TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang