TIGA PULUH TUJUH

4.5K 167 8
                                    

Jam menunjukkan pukul 9.00 pagi. Reynaldi yang sedang menikmati paginya dengan membaca koran didatangi oleh William.

William berdiri di depan pagar rumah Reynaldi dengan di dampingi dua anak buahnya. Reynaldi yang melihat William, langsung membukakan pagar rumahnya agar William bisa segera masuk.

"Mari masuk Koh," ucap Reynaldi yang sedikit menunduk.

William segera memasuki pekarangan rumah Reynaldi. "Ayo duduk dulu Koh." Reynaldi mempersilakan William untuk duduk di kursi di teras rumahnya.

"Mau minum apa Koh? Nanti biar istri saya yang siapin," ucap Reynaldi. William menampilkan wajah bengisnya.

"Om, gak usah banyak basa-basi. Kita hari ini harus segera cari di mana keberadaan Shania. Saya gak mau Om terus mempermainkan saya."

"Maaf Koh. Saya itu udah cari Shania ke mana-mana tapi hasilnya nihil. Saya gak menemukan keberadaan Shania."

"Shania itu punya teman dekat gak Om?" tanya William.

"Iya punya. Namanya Una, dia sekampus sama Shania," ucap Reynaldi.

"Om udah tanya sama dia?" tanya William lagi.

"Udah, tapi dia juga gak tau keberadaan Shania. Katanya jika nanti Shania kabari dia. Maka dia akan segera memberitahukannya kepada Om." Jelas Reynaldi.

"Om jangan mudah tertipu. Pasti jika dia teman dekatnya atau memang mereka sudah bersahabat lama pasti Shania akan kasih tau sama dia. Tetapi dianya nutupin dari Om. Jadi Om jangan mudah percaya gitu aja. Sekarang Om ikut saya kita ke kampus ketemu temannya Shania. Nanti biar saya yang tanyakan di mana keberadaan Shania. Pokoknya hari ini kita harus ketemu sama Shania." William benar-benar sudah muak dengan semua ini.

"Kalau gitu Om siap-siap dulu Koh."

"Iya, saya tunggu di mobil."

• • •

William bersama Reynaldi ke kampus Shania buat bertemu Una. Mereka tiba di depan gerbang kampus Gelar Bangsa. "Coba sekarang Om telpon temannya Shania. Dan ajak dia ketemuan."

"Iya Koh."

Reynaldi mengambil ponsel dari sakunya. Mencari nomor kontak Una. Ia segera menghubungi nya.

"Iya Om, ada apa?" tanya Una ketika ponselnya sudah terhubung dengan Reynaldi.

"Om mau ketemu kamu sebentar. Bisa?"

"Bisa, Om."

"Om tunggu di depan gerbang ya."

"Iya Om."

Reynaldi kembali memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. "Ayo, Koh kita tunggu di luar." Mereka keluar dari dalam mobil.

Una pun tiba di depan gerbang. Ia melihat Reynaldi yang sedang berdiri di depan sebuah mobil dengan tiga orang lainnya yang asing bagi Una.

"Om," ucap Una. Membuat Reynaldi dan William menoleh ke arahnya.

"Kamu yang namanya Una?" tanya William.

"Iya. Anda siapa ya?" tanya Una.

"Saya calon suami Shania." Una sedikit heran mendengar penuturan William.

"Tolong beri tau saya di mana Shania berada sekarang," ucap William.

"Saya gak tau. Kalau saya tau pun, saya tidak akan memberitahukan sama anda." Jelas Una.

William tersenyum sinis. Ia memberi kode kepada bodyguard nya. Salah satu bodyguard nya langsung memaksa mengambil ponsel Una yang sedang dipegang oleh Una.

Kisah Cinta Yang Tak Direstui Semesta [ TELAH TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang