2. Meet You, Again

763 98 0
                                    

Seperti yang mereka janjikan kemarin, Gretha dan Febri akan menghabiskan hari weekend ini untuk menonton film dan jalan-jalan tentunya. Tepat pada pukul sembilan pagi, Gretha yang sudah siap dengan outfit kasualnya, mulai melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumahnya untuk menuju rumah Febri.

Lagu Men I Trust – Show Me How, menjadi teman perjalanannya saat ini. Sesekali dia bersenandung pelan sembari menggerakkan kepalanya mengikuti irama lagu. Yang jelas bukan senam. Ponselnya berdering, menandakan ada telepon masuk. Segera dia angkat telepon, yang pastinya dari si Febri Febri itu.

"Ya, Halo."

"Nanti ke bengkel gua aja, ya. Ada urusan sebentar tadi di bengkel."

"Hm."

"Sekalian nitip Japota rasa Ayam Bawang ya, met."

"Hm."

"Sama itu dong e–" Gretha langsung mengakhiri panggilan itu sebelum si Febri menitip lebih banyak lagi. Dia mengubah tujuannya ke minimarket, setelah itu ke bengkel milik Febri, lebih tepatnya punya ayahnya.

*****


Di lain tempat, di waktu yang sama.

Tepatnya di sebuah café, tempat seorang gadis berparas cantik layaknya anime. Dia sedang melakukan tugasnya mengecek dan mencatat stok untuk bahan-bahan di dapur. Sementara gadis lainnya, sedang membersihkan dan menata rapih barang-barang di dalam café tersebut.

"Aga, kita ngajuin penambahan karyawan yuk, ke Bos." Agatha yang sedang fokus dengan notebook di tangannya beralih untuk menatap Berryl, dia juga memiliki pendapat yang sama. Melihat kondisi café yang mulai banyak pengunjung, mereka tidak akan sanggup jika hanya berdua.

"Boleh, tapi kamu yang nelpon ke Bos, ya!"

"Kamu lah! Kak Ivanka pasti bakal mau kalau kamu yang minta."

"Halah, bilang aja nggak berani. Udah dua tahun juga, kerja disini." Ledek Agatha yang membuat Berryl mengerucutkan bibirnya kesal.

"Hahahaha ... kamu nggak cocok banget tau kayak gitu, Ryl." Agatha tertawa hingga terlihat gigi taring manis miliknya, Berryl terpaku dibuatnya. Sudah dua tahun lamanya mereka berteman, tidak membuat Berryl berhenti memuji temannya yang seperti anime itu.

"Ryl, kamu tau nggak sama pelanggan café yang dateng tadi malem?" tanya Agatha, membuat Berryl sadar dari aksi kagumnya.

"Yang mana? Pelanggan yang datang tadi malam banyak."

"Itu loh, cewe cantik yang pesen Americano sama Caramel Latte." Berryl kembali mengingat-ngingat pelanggan yang memesan menu itu. Pasalnya pelanggan yang datang kesini cukup banyak yang memesan Americano di café ini. Kata mereka, Americano disini lebih berbeda dan lebih nikmat rasanya dibanding café yang mereka kunjungi sebelumya.

"Ah, yang mesen cookies cokelat sama pancake cokelat itu, ya?" Berryl ingat, dia yang menyambut mereka berdua. Mereka adalah pelanggan yang terakhir memesan sebelum Agatha dan Berryl menutupi café ini.

"Iya itu! Cantik kan, ya!" Baru kali ini Berryl melihat Agatha antusias membicarakan pelanggan mereka

"Heem, yang satu juga manis."

"Eh, ada dua ternyata?"

"Iya rambutnya pendek, pas kamu nganter pesanannya dia ke toilet, mungkin."

"Tumben kamu keliatan seneng, gitu? Naksir ya sama yang cewe rambut panjang itu? Cieee ..." ledek Berryl membuat Agatha salting sendiri, terlihat pipinya yang memerah seperti udang rebus.

Dewana [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang