18. Konser

637 64 14
                                    

Hari ini, sore ini, Gretha dan rekan-rekan sekantornya telah disibukkan dengan persiapan acara ulang tahun kantor yang akan diselenggarakan satu jam ke depan. Jam pulang kantor telah berakhir satu jam yang lalu, dan para karyawan kantor tengah bersiap untuk menyambut sang bos besar.

“Check 1, check 1, check, check,” Gretha menjadi orang pertama yang berbicara lewat IEM yang dipakainya bersama rekan-rekannya yang bertanggung jawab untuk acara ini. “Kedengeran nggak, guys?” tanya Gretha memastikan bahwa alat ini berfungsi dengan baik, karena alat IEM ini sangat berpengaruh untuk kegiatan mereka selama acara berlangsung.

“Iya, Gretha!” jawab semuanya dengan serempak, dan terdengar di IEM milik Gretha, yang berarti alat ini ter-verifikasi berfungsi dengan baik.

“Oke, guys. Kita laksanain tugas kita masing-masing, fighting!” Terdengar suara sekretaris di seberang sana, yang membuat mereka yang mendengarnya mulai bergegas dan berpencar untuk menjalankan tanggung jawabnya masing-masing.

Gretha dan Febri mendapat tugas untuk menyambut atasan mereka yang paling teratas, yaitu big bos–pemilik perusahaan. Tetapi, karena belum ada tanda-tanda datangnya bos dan para keluarga, mereka berdua membantu rekan-rekan mereka untuk menyusun properti hiasan untuk menyambut bos mereka. Tidak lupa makanan-makanan ringan untuk berbuka bersama nanti, telah disusun dengan rapi di atas meja yang disediakan.

Getaran di saku blazernya membuat Gretha menghentikan langkahnya sejenak. Dia merogoh sakunya dan mengambil benda pipih yang ada di dalam sana. Bar notifikasi di lock screen ponselnya, menciptakan sebuah senyum simpul di bibir Gretha. Dia baru saja mendapat pesan dari sang pujaan hati.

Thea

kak
sibuk yak:/

iya
nanti ya

oke
semangaaatt

thank u bb
babay

Pesan terakhir dari Gretha, mengakhiri percakapan antara dirinya dan Agatha. Ponselnya ia masukkan ke saku kembali, saat melihat mobil yang ditumpangi bos beserta keluarganya telah berhenti di depan pintu masuk kantor.

“Guys, bos sudah datang. Kembali ke tugas kalian masing-masing! Nggak ada yang bantu ini-itu.” Suara yang berasal dari IEM, membuat Gretha dan Febri segera bergegas ke pintu depan untuk menyambut sang big bos.

Tepat saat Gretha dan Febri sudah berada di pintu depan, pintu mobil terbuka. Satu persatu penumpang dalam mobil itu keluar. Sang big bos–pemilik perusahaan, istri, dan ketiga anak laki-lakinya telah keluar dari mobil, yang berarti tersisa satu orang yang masih berada di dalam.

Dari mana Gretha tahu? Jelas Febri.

Sebuah kaki beralaskan heels hitam membuat Gretha benar-benar memfokuskan matanya ke arah mobil. Detik kemudian tangannya terkepal, ketika ...

mendapat tatapan remeh dari gadis yang baru keluar dari mobil itu.

“Shit!”

*****

Suasana kantor malam ini cukup meriah. Buka bersama sudah dilaksanakan tiga puluh menit yang lalu, dan sekarang adalah acara yang paling ditunggu-tunggu oleh para staf dan karyawan di perusahaan ini.

Dewana [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang