Agatha Lenathea

1.5K 125 6
                                    

Kringg

Sebuah dering telepon membuat seorang gadis yang bernama Agatha, menghentikan kegiatannya yang sedang berkutat dengan mesin kopi, untuk menerima telepon.

"Halo, kami dari Hasta Cafetaria, mau pesan apa?" sapanya dengan ramah kepada si pelanggan dalam telepon.

Hening.

"Halo?" sapa kembali Agatha kepada orang yang ada dalam telepon tersebut.

"E-eh iya, Halo, Thea ini aku, Gretha." Tiba-tiba pipinya memerah saat tahu pelanggan yang menelepon café tempatnya bekerja adalah Gretha, seorang wanita yang selalu memanggilnya dengan nama tengahnya.

"Lhoo, Kak Gre. Tumben banget lewat telepon café? Kenapa nggak lewat Hp aja?" tanya Agatha dengan wajah herannya. Terdengar tawa Gretha diseberang sana, "Nggak apa-apa, iseng aja tadi. Pengen banget nih lewat Hp?" goda Gretha yang pasti membuat pipinya semakin merah.

"Ih, apaan sih, Kak!" Agatha berusaha menyembunyikannya dengan nada kesal, dia tidak mau terlihat sedang salting sekarang.

"Haha, lucu banget, sih..." gemas Gretha di seberang sana.

"Kayak biasa ya, 1 Iced Americano, 1 Caramel Latte sama 2 box cookies coklatnya, harus kamu yang bikin dan anter ke rumah aku!" lanjut Gretha dengan nada perintah tetapi lembut yang membuat Agatha mau tidak mau harus menurutinya.

"Oke kalau gitu, aku tutup teleponnya ya, Kak."

"Oke." Telepon singkat itu tertutup. Agatha sang barista di café itu, mulai berkutat dengan mesin kopi yang menjadi teman setianya saat bekerja. Dengan sangat telaten dia meracik berbagai macam bubuk kopi untuk sang pelanggan spesial.

Ting

Ponselnya berbunyi menandakan ada yang mengirim pesan masuk. Agatha mengambil ponselnya, dan membuka room chat yang baru saja masuk.

Jantungnya berdegup kencang hingga membuat pipinya memerah saat membaca pesan singkat dari seseorang di room chat itu.

Kak Gretha

nanti langsung masuk aja ya, jangan di pos satpam





*****





Disinilah Agatha, di salah satu komplek perumahan elit yang berada di kota ini, tepat di depannya sebuah rumah mewah bernuansa modern yang di dominasi cat warna abu-abu. Lalu Agatha segera masuk ke dalam rumah itu dengan motor Vespa kesayangannya setelah izin ke satpam yang menjaga rumah Gretha. Ya, Gretha pemilik rumah mewah tersebut.

Ini bukan pertama kalinya dia mengantar pesanan ke rumah Gretha. Tetapi ini pertama kalinya dia akan masuk ke dalam rumah Gretha. Karena selama ini dia selalu menitipkan pesanan Gretha ke pos satpam rumahnya.

*****

Setelah memarkirkan motornya, Agatha berjalan ke pintu masuk rumah itu, tidak lupa dengan paper bag pesanan sang pelanggan spesial.

Ting tong

Agatha memencet bel yang tepat berada si samping pintu, entah mengapa dirinya merasa gugup. Hingga seorang gadis seumurannya membuka pintu rumah itu.

"Hai, Gatha!" Dia Fray adik dari Kak Gretha, Fray merupakan teman seangkatan saat SMA. Dia orang yang manis dan ramah, tetapi tidak dekat karena berbeda jurusan dengan Agatha. Awal mula mereka dekat karena Fray sering menemani Gretha ke café langganannya, tempat Agatha bekerja.

Dewana [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang