Delapan (Kecewa)

7.6K 385 5
                                    

Karina masih tetap pada posisinya yang bersimpuh disebelah makam Theo, ia terus mengungkapkan keluh kesahnya tanpa memperdulikan bahwa sahabatnya itu tak akan merespon semua yang terlontar dari mulutnya.

Tak terasa sudah hampir dua jam ia berada disana bahkan Karina tidak menghiraukan rintik-rintik hujan yang semakin lama menjadi hujan deras. Tubuhnya sudah basah kuyup, tapi ia tetap enggan untuk meninggalkan Theo.

"Hujan!"

"Apa kamu mengusirku Theo?! Hei ini tidak adil, aku sudah lama tidak mengunjungimu tapi malah hujan deras seperti ini." Karina terkekeh sembari mengelus nisan sahabatnya.

Karina seolah menikmati tetesan hujan yang mengenai wajahnya. Ia beruntung masih bisa merasakan rintik hujan yang sejak dulu menjadi favoritnya.

"Baiklah jika kamu mengusirku, aku akan pergi." Wanita itu lalu berdiri, ia menatap miris dress miliknya yang sudah kotor.

"Aku pergi dulu, berbahagialah disana. Aku akan sering kemari untuk mengunjungi mu." Ujar Karina sambil terus  mengelus nisan Theo pelan.

Saat ia hendak berjalan pergi meninggalkan makam sahabatnya, ia sedikit terkejut saat mendapati Bobby yang menghampiri dirinya dengan nafas terengah-engah, tak lupa dengan sebuah payung yang berada di genggamannya.

"Nyonya!" Panggil Bobby sedikit berteriak saat melihat istri tuannya sudah basah kuyup, tak lupa dengan dress selutut milik Karina yang sudah kotor.

Sudah bisa dipastikan bahwa tak lama lagi amarah Hakan akan menyambutnya.

Karina terkekeh saat melihat Bobby yang mendekati dirinya dengan raut wajah cemas, mungkin lebih tepatnya takut.

Bobby langsung memayungi Karina tanpa memperdulikan dirinya yang kini sudah ikut basah kuyup. Karina lalu tertawa, "Tak ada gunanya Bobby, saya sudah basah." Ujar Karina sembari berjalan melewati Bobby yang terus memayungi dirinya.

"Maafkan saya karena terlambat menjemput anda nyonya."

"Tidak kamu jemput juga tak masalah." Jawab Karina sembari berjalan cepat menuju mobil putih yang sedikit jauh dari makam Theo.

Saat sampai di samping mobil, Bobby langsung membuka kan pintu mobil untuk Karina. Saat wanita itu sudah masuk, Bobby langsung berlari untuk masuk kedalam mobil dan melajukan mobil putih itu menuju mansion.

Wanita itu terkekeh pelan. "Maaf Bobby, mobil ini kotor karena saya."

Pria berbadan besar itu seketika tersentak saat wanita yang terkenal angkuh itu meminta maaf padanya.

"Ah tidak apa-apa nyonya, seharusnya saya yang meminta maaf." Jawab Bobby kikuk.

Suasana mobil begitu senyap, Hanya ada suara rintik hujan yang mengalun. Wanita itu menatap keluar jendela dengan pikiran yang berkecamuk.

"Bobby, apa Hakan sekarang berada di kantornya?" Tanya Karina.

"Ya nyonya, biasanya tuan sekarang masih di kantor."

Karina hanya manggut-manggut mengerti. Ia lalu membuka tas mahal miliknya untuk mencari ponsel, dan sialnya dia lupa membawa benda pipih itu.

"Bobby."

"Ya nyonya?"

"Boleh saya meminjam ponselmu?"

Bobby langsung memberikan ponselnya pada Karina yang duduk di jok belakang. "Ini nyonya."

Karina langsung memencet nomor ponsel Hakan, beberapa saat kemudian ia mendapati suara suaminya disana.

"Ada apa?"

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang