Tiga puluh empat (karma)

1.8K 192 5
                                    

"You can't,-"

"Cause she's dead."

Karina seketika melepas genggamannya pada tangan besar Hakan dengan kasar. Pupil matanya bergetar menatap wajah Hakan yang menatapnya datar.

"You killed her..." Lirih Karina yang mencoba mundur menjauhi suaminya.

"No I'm not." Jawab Hakan tenang.

Air mata kembali keluar dari pelupuk mata Karina. Dengan nafas yang tersengal-sengal ia menyugar rambutnya kasar.

"Dia tidak salah, Fre-."

"Berhenti menyebut namanya Karina." Suara itu terdengar begitu menusuk hingga Karina terdiam dengan mata yang masih mengeluarkan air mata.

"Biarkan aku bertemu dengannya untuk terakhir kalinya Hakan." Pintanya dengan sorot memohon.

"No." Jawab Hakan mutlak.

"Please, for the last time."

"I said no Karina!" Kini Hakan sudah menaikkan intonasi bicaranya dengan rahangnya yang benar-benar mengetat menahan amarah.

Pria berbadan tegap itu memegang kedua bahu Karina agar menghadap kearahnya.

"Kenapa kamu begitu membelanya? Dia hampir membunuhmu!"

"Aku hampir saja kehilanganmu Karina! Apa kamu tahu bagaimana paniknya aku saat mendengar bahwa kamu tidak sadarkan diri because of the fucking tea!"

Sepasang manik obsidian itu sudah memerah menahan amarah.

"Kenapa kamu begitu memperdulikannya? Padahal disini aku begitu mengkhawatirkan mu."

"Aku hanya ingin datang kemari dan memelukmu, tapi kamu malah membahas dia yang sudah membuatmu berada di tempat ini."

"Berhenti menjadi naif Karina, karena sampai kapanpun aku tidak akan mengizinkanmu bertemu dengan orang yang sudah menyakitimu." Karina terkejut mendengar suara Hakan yang mengeras, namun bisa ia lihat raut lelah dari wajah tampan suaminya.

"I just want to protect you.." Ujarnya dengan suara yang kini terdengar lirih.

Tangan Karina yang semula terpaut satu sama lain kini ia angkat untuk mengelus rahang tegas suaminya yang terlihat mengetat.

"I'm sorry..." Lirih Karina dan langsung memeluk tubuh tegap itu dengan erat.

Dapat ia rasakan sesuatu bersandar di bahunya, "I'm so sorry." Ulangnya tepat ditelinga suaminya dengan tangan yang mengelus punggung suaminya pelan.

"Sekali lagi maafkan aku.."

Hakan hanya diam dengan kedua tangan yang mengetatkan dekapannya pada tubuh kecil istrinya.

Keduanya masih terdiam seolah mencari ketenangan didalam dekapan hangat masing-masing.

"Apa masih terasa sakit?" Tanya Hakan lembut.

"Aku tidak apa-apa,-"

"Anggap saja ini karma untukku karena sudah melakukan hal yang sama padamu." Lanjut Karina sambil tersenyum tipis dengan setetes air mata yang kembali turun dari pelupuk matanya.

Flashback on

Tok tok tok

"Hakan apa kamu didalam? Ini aku, Karina." Panggil Karina di depan pintu ruangan Hakan.

Tak lama pintu itu terbuka dan menampilkan Hakan dengan kedua alisnya yang terangkat.

Kedua manik obsidian Hakan menangkap nampan yang diatasnya terdapat secangkir kopi hitam panas.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang