Wdyt?

481 59 27
                                    

HALOOO LUV!!

Oh my God! i really miss u guys huhu😭

Iya iyaaa tau kok, udah ninggalin kalian tanpa kabar, maaf banget ya 🛐

Anyway aku udah nyiapin lanjutan Serendipity hihi..

Siapa yang ga sabar ngacung👁️👄👁️🤚

Tapi...
Sebelum aku up cerita Hakan n Karina, aku mau minta pendapat kalian nih.

menurut kalian cerita ini bagusnya di publish atau ga ya??

aku up 1 part aja yaa..

happy reading 💓

•••

Pintu besar itu terbuka menampilkan seorang wanita yang berdiri dengan tenang disana.

Ana.

Wanita itu tampak tenang walau kini disuguhkan dengan raut murka dari pria berbadan tegap yang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Aku tidak menyangka ternyata aku masih diterima disini." Ujarnya di ikuti dengan kekehan pelan.

Wanita itu lalu berjalan pelan masuk ke dalam ruang kerja suaminya, ah terdengar aneh namun tidak bisa dipungkiri bahwa tak ada perceraian diantara insan yang terlihat tidak bersahabat.

Apa masih bisa disebut suami istri walaupun tak ada tatapan cinta dari pria itu.

"Para maid dan bodyguard bahkan masih memanggilku nyonya, ah aku tidak tahu harus senang atau malah sedih." Sambung Ana yang kini sudah berada tiga langkah tepat di depan Savier.

Wanita itu tersenyum, entah apa maksud dari senyuman itu saat kedua matanya beradu tatap dengan manik elang milik Savier.

"Kamu terlihat seperti panda, apa tidurmu cukup?" Tanya Ana yang atensinya sempat teralih pada lingkaran hitam dibawah kedua manik tajam pria dengan kemeja hitam itu.

"Apa mau mu Ana?" Tanya Savier dingin, mata tajamnya seolah akan menusuk sepasang mata Ana kapan saja.

Kedua alis itu seketika terangkat saat sebuah pistol kini tepat berada di depan wajahnya.

"Membunuhmu." Satu kata yang membuat Savier tersenyum sinis.

"How dare you Adriana."

Ana tertawa pelan sembari menyugar rambut pirangnya. "Kamu meragukan ku Savier? Tanya Ana.

Savier tersenyum sinis sembari memiringkan kepalanya.

"Seorang Ana memegang sebuah pistol? Lucu sekali." Ucapnya diiringi tawa sinis.

Ana hanya tersenyum tipis, ia mengarahkan pistolnya keatas dan menarik pelatuknya.

Dorr

Suara itu memenuhi seisi ruangan dan membuat banyak bodyguard berbondong-bondong menuju ruangan kerja Savier.

"Tuan!"

Para bodyguard itu sudah mengarahkan senjata mereka pada Ana yang masih membelakangi mereka.

Keduanya lalu menoleh kebelakang, pria berbadan besar itu lalu memberi gestur itu mereka pergi dari hadapan Savier dan Ana.

"Pergilah! Saya ingin melihat seberapa mahir wanita ini dengan pistol andalannya itu." Perintah dari Savier langsung di lakukan oleh para bodyguard pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang