Dua puluh dua (Pesan)

3.5K 197 3
                                    

"Apapun yang terjadi, ingatlah bahwa semua kisah di dunia ini akan berakhir bahagia."

"Karina!"

Karina membalikkan badannya menatap suaminya yang berjalan mendekat kearahnya.

"What are you doing here? Bukankah sudah aku bilang untuk tidak kemana-mana."

"Aku hanya ingin berkeliling, Ah ya aku sedang ber-"

Karina benar-benar terkejut saat ia tak menemukan wanita tua itu lagi. Ia mengedarkan kedua maniknya untuk mencari wanita itu karena pasti jika dia pergi tak akan jauh, namun dia seperti hilang tak berjejak.

"Ada apa?" Tanya Hakan yang kini sedang memegang pundak istrinya.

Wanita yang mengenakan gaun putih tipis selutut itu hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis.

"Tidak ada, lupakan." Jawab Karina walau matanya masih bergerak kesana kemari mencari wanita tua tadi.

Hakan mengernyit walaupun kepalanya mengangguk. "Ayo kembali ke kamar." Ajak Hakan yang kini sudah menggenggam tangan istrinya erat.

•••

Hakan dan Karina baru saja selesai melakukan makan malam romantis dengan hamparan pantai yang menjadi saksi keharmonisan hubungan mereka.

"Mandilah terlebih dahulu, aku ingin merebahkan tubuhku sebentar."

"Huh kebahagiaan ini kadang membuatku sedikit lelah." Sambung Karina yang sudah merebahkan tubuhnya pada sofa yang berada di kamar mereka.

Hakan hanya terkekeh dan mendekati istrinya yang kini terpejam.

Sebuah kecupan mendarat di kening Karina, "Padahal aku ingin mengajakmu mandi bersama." Kedua bola mata Karina terbuka lebar dan tanpa aba-aba ia memukul bahu suaminya pelan. "Aku tahu pikiranmu itu tuan." Ucap Karina malas.

"Baiklah mrs. Robinson. Aku memang melepaskan mu sekarang, tapi tidak dengan nanti." Bisik Hakan yang membuat pipi Karina memerah. Wanita itu langsung mendorong bahu suaminya, "Terserah, sekarang pergilah mandi!" Ujar Karina ketus walau dapat Hakan lihat wanita itu sedang gugup sekarang.

"Mana wanita nakal yang kemaren sangat lihai menjamah tubuhku itu?" Ucap Hakan enteng, kemudian berjalan menuju kamar mandi.

"Hakan!!" Pekik Karina yang sudah kepalang malu.

Saat melihat pria itu sudah masuk kedalam kamar mandi, Karina memejamkan matanya sebentar.

Namun istirahatnya kembali terganggu saat mendengar suara notifikasi yang berasal dari ponselnya.

Dengan malas ia menghidupkan layar ponsel itu dan sedikit mengernyit saat melihat nomor asing mengirimnya pesan.

'Puas bersenang-senang dengan suami bajingan mu itu Karina?'

Ia terkejut saat melihat pesan yang dikirim nomor asing itu.

Darren.

Nama itu seketika menyeruak di kepalanya. Entah kenapa ia yakin pasti itu adalah Darren. Siapa lagi yang mengatai suaminya itu brengsek kecuali dirinya dan Darren, persetan dengan musuh-musuh Hakan yang juga membenci suaminya.

Tapi intuisi Karina mengatakan bahwa itu adalah Darren.

Bukankah pria itu sedang koma? Ah kejadian itu sudah hampir empat bulan yang lalu. Ada kemungkinan jika pria itu sudah sadar dan sedang merancang balas dendam pada dirinya dan Hakan. Karena ia tahu bahwa mantan kekasihnya itu adalah pribadi yang sangat amat pendendam.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang