Dua (Hangat)

11.4K 610 0
                                    

Karina menatap perban yang melilit pergelangan tangannya sembari mengingat alasan kenapa ia bisa terluka seperti ini.

Ia pejamkan matanya sejenak guna menarik memori-memori lama yang bersarang di kepalanya.

Flashback on

"Iya sayang aku akan kesana, tunggu aku oke!" Ucap wanita berbicara pada orang yang berada didalam telfon genggam miliknya.

"See you.."

Karina keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa menuju garasi.

Wanita itu sontak terkejut saat tiba-tiba tangannya digenggam oleh seseorang. Langkahnya terhenti dan seketika ia menoleh kebelakang, menampilkan suaminya yang kini menatapnya tajam.

"Kemana?" Tanya Hakan.

Karina berusaha menyentak tangan Hakan walaupun tak kunjung terlepas.

"Bukan urusanmu. Lepas!"

Hakan mendesis tak suka, ia lalu melihat setelan Karina yang terlihat lumayan terbuka. Ia sangat yakin pasti istrinya akan bertemu pria brengsek itu.

"Sial, lepaskan!" Bentak Karina yang terus mencoba melepas genggaman tangan Hakan.

"Aku tidak mengizinkanmu Karina." Ujar Hakan lalu menarik istrinya masuk kedalam kamar miliknya.

"Kau siapa hah? Kau tidak berhak melarang ku brengsek!"

Seolah tak peduli, Hakan langsung membawa Karina ke kamarnya.

Ia lalu melepas genggamannya dan menghempaskan tubuh istrinya itu keatas ranjang.

"Aku suamimu, dan aku berhak atas kamu karina." Ujar Hakan mencoba menahan emosinya.

Karina tertawa seolah mencemooh perkataan yang keluar dari mulut Hakan. Ia bangun dari ranjang dan mencoba berlari kabur keluar tapi terlebih dahulu sudah dihadang oleh Hakan.

"Tetap disini Karina." Ucap Hakan mutlak.

Wanita itu lalu mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar Hakan. Hingga pandangan tertuju pada sebuah silet yang berada di atas nakas. Karina langsung mengambil itu dan mengarahkannya pada pergelangan tangan kirinya.

"KARINA!"

"BIARKAN AKU PERGI!" teriak Karina. Ia benar-benar sangat ingin bertemu dengan Darrel, tapi larangan Hakan membuatnya benar-benar muak.

Hakan mencoba perlahan berjalan mendekati Karina.

"Karina lepaskan itu." Ujar Hakan memperingatkan.

"Tidak! Biarkan aku pergi atau aku akan melukai diriku sendiri."

"Menjauh dariku brengsek!" Teriak Karina saat Hakan kini berjarak dua langkah didepannya.

Tanpa pikir panjang Karina langsung menyayat pergelangan tangannya.

"KARINA!"

Rasa sakit tiba-tiba menguar di tangan kirinya. Tapi tekadnya tak hilang, ia lalu tertawa melihat wajah kaku Hakan yang kini terlihat khawatir.

"Berhenti Karina, berikan Itu padaku!"

"MENJAUH DARIKU!!"

Darah mulai keluar dari pergelangan tangannya.

Mata Karina tiba-tiba mengabur, tapi ia tak gentar. Ia mundur beberapa langkah menjauhi Hakan dan mengarahkan silet itu pada lehernya.

Karina tertawa, "Dasar bodoh." Ia lalu menyayat kulit itu dalam hingga membuat dirinya kehilangan kesadaran.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang