Lima (Ragu)

8.3K 393 0
                                    

Karina langsung membuka pintu mobil dan keluar saat mobil hitam itu sampai di mansion, ia berlalu tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Hakan.

Sedangkan Hakan menatap istrinya dengan ekspresi yang tak terbaca. Ia lalu keluar dari mobil dan berjalan menyusul Karina yang kini menuju kamarnya.

"Karina!"

Karina sama sekali tidak mengindahkan panggilannya. Wanita itu malah mempercepat langkahnya. Saat ia sampai dikamar, wanita itu langsung mengunci kamarnya dari dalam.

Pria itu sontak terhenyak.

Hakan yakin ada sesuatu yang disampaikan Darren sehingga membuat sikap istrinya langsung berubah seperti ini. Ia memang melihat Karina adu cekcok dengan Darren, tapi pria itu memilih untuk tetap didalam mobil karena ia ingin melihat seberapa serius Karina dengan janjinya.

Dan ternyata Karina benar-benar menepati janjinya, bahkan ia melihat istrinya itu menolak sentuhan dari Darren.

Tanpa pikir panjang, pria itu lalu mengetuk pintu kamar Karina.

"Karina!"

Tak terdengar sahutan dari dalam kamar itu.

"Tuan."

Hakan seketika menoleh ke sumber suara, disana terlihat Zein yang merupakan asisten pribadinya kini menunduk hormat pada Hakan.

"Maaf menganggu tuan, tapi sore ini kita ada pertemuan dengan tuan Brian."

Pria bertubuh tegap itu hanya diam, ia lalu melirik pintu kamar istrinya yang masih tertutup rapat.

Ia lalu menghela nafas dan mengangguk. "Kita pergi sekarang."

Pada akhirnya Hakan memilih pergi dengan diiringi dengan Zein yang ikut bersamanya, untuk saat ini Hakan akan memberikan istrinya waktu untuk sendiri.

Sedangkan di dalam kamar, Karina termenung dengan perkataan Darren yang masih terngiang-ngiang di kepalanya.

'Dia adalah pemimpin Crimson Clan, Hakan adalah seorang mafia besar Karina.'

CRIMSON CLAN.

Ia tahu itu, itu adalah kelompok mafia begitu berpengaruh di negara ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya Crimson clan adalah kelompok yang ditakuti banyak orang karena mereka sudah melakukan banyak tindakan-tindakan keji.

Bahkan membunuh sahabatnya, Theo.

Air mata Karina seketika mengalir deras melewati kedua pelupuk matanya. Ia ingat betul bagaimana detik-detik Theo meninggalnya.

Flashback on

Hari sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Karina mematikan laptopnya dan bersiap untuk tidur. Namun tiba-tiba saja ia mendapatkan telefon dari sahabat kecilnya yang sudah lama tidak menghubungi nya.

"Hei Theo kamu kemana saja selama ini? Kamu sudah tiga minggu tidak menghubungi ku, apa kamu masih sibuk dengan pekerjaan haram mu itu hah!?"

Karina sibuk mengeluarkan isi hatinya tanpa bertanya kondisi sahabatnya yang berada di belahan dunia sana.

'Hei gadis gila dengarkan aku dulu!'
Karina langsung terdiam mendengar suara khas Theo yang sudah lama tak ia dengar.

'Aku tidak bisa keluar dari pekerjaan ini Karina, mereka menjebakku dan sekarang aku di teror oleh Crimson Clan.'

Karina terkejut mendengar itu, "Kamu bisa berlindung disini Theo, anak buah papa akan melindungi mu." Ujar Karina mencoba mencari jalan keluar.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang