Dua puluh satu (Ramalan)

3.8K 216 2
                                    

Setelah menghabiskan waktu satu minggu lebih di London akhirnya Hakan dan Karina mengunjungi Maldives, tempat yang begitu Karina ingin kunjungi sedari kecil.

Mereka sampai disebuah resort yang berada diatas air berwarna biru yang begitu memanjakan mata Karina. Dirinya tak menyangka akhirnya dia dapat pergi ketempat impiannya bersama orang yang begitu ia cintai.

Dari sebalik kaca ia lihat matahari perlahan terbenam yang membuat air laut yang biru perlahan berubah menjadi berwarna jingga.

Tiba-tiba saja sebuah kecupan mendarat di tengkuknya. "You like it honey?" Tanya Hakan lalu menyadarkan dagunya pada bahu Karina.

Karina menoleh pada suaminya yang kini ikut mendampingi indahnya sunset didepan mereka.

"Aku benar-benar menyukainya, terimakasih sudah membuat mimpi masa kecilku menjadi nyata." Jawab Karina tulus kemudian mengecup pipi suaminya singkat.

"Aku sangat bahagia." Lanjut Karina yang kini tersenyum lebar.

Pria berbadan tegap itu kemudian memutar badan Karina agar menghadap kearahnya. Dapat ia lihat binar-binar kebahagiaan terpancar jelas dikedua manik almond istrinya.

"Sudah menjadi kewajiban ku untuk membuatmu bahagia, istriku." Karina tak dapat menahan senyumannya yang kini merekah mendengar ucapan sang suami.

Ia kemudian memeluk tubuh Hakan erat dan menghirup aroma suaminya dengan rakus. "Kamu memang suami yang terbaik Hakan."

"So happy to have you in my life hubby."

Hakan yang mendengar perkataan istrinya merasakan letupan-letupan euphoria didalam dadanya. Ia tersenyum dan kemudian mengecup puncak kepala istrinya berkali-kali.

"Terimakasih Karina." Hanya itu yang bisa Hakan katakan walaupun didalam dekapannya Karina dapat merasakan degup jantung yang bertalu-talu hingga berhasil membuatnya terkekeh.

"Aku sudah merencanakan tentang apa saja yang kita lakukan disini dan kuharap kamu menyukainya."

"Hei aku sudah pasti menyukainya!" Ujar Karina dengan kedua tangan yang sudah berada di pipi suaminya.

"Karena aku tahu bahwa kamu adalah pemandu wisata yang terbaik!" Kelakar Karina yang kini sudah tertawa. Sedangkan kedua alis Hakan menukik, "Pemandu wisata huh?" Tangan besar pria itu tiba-tiba saja mengangkat tubuh Karina dan membawanya keatas ranjang.

"Kita lihat apa yang pemandu wisata ini lakukan padamu nona." Serak Hakan yang membuat Karina menjadi tertantang. Ia menarik kerah baju suaminya sehingga wajah pria itu tepat berada di depannya wajahnya.

Dengan senyum nakal ia berkata, "Ah aku takut sekali." Wanita itu mendesah tepat ditelinga Hakan hingga membuat pria itu sedikit menegang.

"You make me crazy!"

Tanpa aba-aba pria itu langsung melumat bibir Karina dengan ganas.

Wanita itu tak tinggal diam, tangannya membuka satu persatu kancing kemeja Hakan dan menggerayangi dada bidang itu dengan sentuhan lembut hingga membuat pria bersurai legam itu sesekali menggeram di tengah pagutan panas mereka berdua.

Saat pagutan itu sudah terlepas, Karina menjilat bibirnya dengan mata yang tak beralih dari kedua mata obsidian. Jari lentiknya kini mengusap bibir basah suaminya dan perlahan masuk kedalamnya dan dapat ia rasakan sapuan lidah yang membelai jarinya.

"I love it." Bisik Karina yang kini sudah mendekatkan tubuhnya pada Hakan.

Pria itu menyeringai nakal.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang