bagian 15

558 73 5
                                    

.
.
.
.
.
******

"Duh, kemana ya? ... " Siska berkata dengan cemas, sesekali kepalanya menunduk melihat kebawah kolong meja atau kursi, atau lemari.

"Ya ampun cimol! Kemana si?! Jangan bikin panik!" Siska mengacak-acak rambutnya frustasi.

Kakinya sedari tadi tidak berhenti melangkah, berjalan kesana kemari ke tempat yang menurutnya memungkinkan.

Pasalnya, cimol. Makhluk putih, kecil, mirip mochi, kalau kata Rindou mirip curut kesayangan Siska hilang!

Siska sudah memutari rumah ini sebanyak 3 kali, dari halaman depan, ruang tamu, dapur, kamar tidur, halaman belakang, lantai dua, balkon, sampai balik lagi ke ruang tamu. Dan cimol masih tidak terlihat keberadaan nya. Siska mencoba mencari kebawah kolong meja, kolong kasur, kolong lemari, dan tempat lainnya yang memungkinkan bagi cimol untuk masuk. Namun tetap tidak ada?!

Ingin rasa Siska menangis, hampir dua jam dia bolak-balik mencari buntalan berbulu kecil itu, padahal dia sudah sayang setengah mati pada cimol tapi malah hilang. Nanti-nanti kalau mau beli peliharaan dia pasti akan pilih yang lebih besar agar tidak hilang.

Siska mendudukkan dirinya di sofa, tangannya memijat pelipisnya pening. Rasanya matanya sudah berair tapi tak mengalir.

"Cimol Kalau kamu mati aku bikin hajatan nih." Siska benar-benar frustasi mencari cimol.

Selang beberapa menit setelah menenangkan diri Siska melihat ada remahan di karpetnya, dan remahan itu menuju kamar Rindou. Benar juga kenapa dia tidak mengecek kamar Rindou, dia hanya mengecek kamar Ran dan kamarnya. karena Rindou tidak suka cimol jadi dia tidak pernah membawa cimol ke kamarnya, selama ini hanya Ran dan dia yang sering main sama cimol, itupun lebih sering dia.

Siska bangun dari duduknya dan berjalan kekamar Rindou mengikuti remahan itu, dia membuka kamar Rindou, setelah menggeledah kamar Rindou Siska tetap tidak bisa menemukan cimol. Siska kembali putus asa dengan itu.

Siska kembali mendudukkan dirinya di atas tempat tidur, untuk kesekian kalinya harapan mulai muncul. Ada bekas kulit kuaci di tempat tidur, dan setahu Siska cimol sangat suka kuaci.

'biasanya Rindou suka meletakkan bajunya diatas kasur.' Batin Siska mengingat-ingat.

'ada kemungkinan Rindou tidak sengaja membawa cimol!' Siska kembali merasa senang.

'Benar! Lebih baik begitu, lebih baik Rindou tidak sengaja membawa cimol daripada kemungkinan cimol hilang.' Batin Siska.

Siska dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan menelepon Rindou, namun beberapa kali menelpon Rindou tidak juga mengangkat panggilan dari Siska.

Tidak menyerah Siska menelpon Ran, karena biasanya Ran dan Rindou itu tidak pernah berpisah kayak perangko kalau keluar selalu sama-sama.

'angkat dong ... ' batin Siska.

Tak lama akhirnya telponnya diangkat.

' akhirnya!' Siska lega.

"Halo, Ran. Cimol hilang!" Siska benar-benar berharap kalau cimol ada bersama mereka.

"Cimol tidak hilang dia-"

"Siska!!! Kenapa curut mu bisa ada dalam saku ku?!!!" Ucapan Ran terpotong oleh teriakan Rindou.

'Nice!' Batin Siska.

"Rin, sudah kubilang cimol bukan tikus!" Balas Siska.

Tapi entah kenapa Siska tiba-tiba merasa khawatir, dengan tempramen Rindou yang tidak suka cimol dia ... Mungkin melemparnya.

°Remaining Time°| Haitani BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang