bagian 12

554 77 2
                                    

.
.
.
.
.
*******

Siska kini duduk disebuah kursi, didepannya terdapat kaca yang membatasinya dengan lawan bicaranya.

Yah, Siska baru mengunjungi adiknya setelah dua Minggu. Sesekali membuat mereka merasakan mandiri tidak buruk.

"Gimana rasanya dipenjara?" Tanya Siska.

"Tidak nyaman. Aku tidak suka makanannya, kasurnya juga tidak empuk." Curhat Ran.

"Haha ... " Siska tertawa mendengarnya.

"Jangan tertawa." Cemberut Ran.

"Lagian kenapa sampai bisa terbunuh?" Tanya Siska.

"Mana kutahu, dia saja yang lemah." Cibir Ran.

"Kau lupa ya? Bukankah kubilang untuk memperhatikan sekitar?" Ucap Siska.

"Yah ... Aku terlalu fokus. Jadi tidak menyadarinya, Semua yang kau katakan benar." Balas Ran.

"Sudahlah, yang penting kalian tidak terluka. Waktunya hampir habis aku akan kembali Minggu depan." Siska bangun dari duduknya.

"Sampaikan pada Rindou, rumah jadi sepi karena kalian tidak ada. Dah~" Siska berjalan keluar bertepatan dengan habisnya waktu berkunjung.

Bagus sekarang Siska punya kegiatan baru, yaitu berkunjung ke penjara seminggu sekali. Siska cukup senang melihat mereka mengeluh bagaimana rasanya dipenjara.

Tapi akhir-akhir ini Siska harus bolak-balik dari jepang ke Indonesia untuk mengurusi masalah perusahaan, jadi dia jarang berkunjung ketempat adiknya.

*****

5 tahun kemudian.

Waktu berlalu begitu cepat, Siska sudah lulus SMA tapi dia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Siska lebih memfokuskan karirnya pada perusahaan ayahnya yang kini resmi jadi miliknya.

Nikmatnya jadi bos diusia muda~

Siska hari ini ingin berjalan-jalan, jadi dia sengaja tidak menggunakan motornya dan hanya berjalan kaki.

Kakinya melangkah menuju stan makanan, berburu street food adalah hobinya. Kini tangannya penuh dengan beberapa cemilan.

Bebannya menghilang, tidak ada lagi tekanan dari sekolah, uang bukan hal besar baginya, rumah sudah direnovasi, punya apartemen satu gedung, lalu apa lagi? dia hanya tinggal menikmati sekarang. Iya kan?

Kakinya melangkah menuju sebuah gang gelap sebelum akhirnya berbelok dan menemukan tangga yang menuju kebawah. Didepannya terdapat seseorang yang sedang berdiri, seolah menjaga tempat itu.

'biasanya dua orang.' Batin Siska.

"Permisi~ aku ingin masuk." Ucap Siska mendekati pria yang sedang berjaga.

"Huh? Maaf nona, tempat ini tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang."  Ucap pria itu.

"Aku tau, karena itu menyingkir dari sana." Balas Siska datar.

Pria itu tertegun sebelum akhirnya tetap bersikeras melarang Siska masuk.

"Tidak boleh." Ucapnya.

" ... " Siska menatap datar, berani sekali menghalanginya.

Tepat sebelum Siska membuka mulutnya untuk berbicara teman dari pria itu datang.

"Nona! Anda disini? Maaf saya tidak tau. Silahkan masuk." Dia dengan cepat mempersilahkan Siska masuk.

Siska mendengus sebelum akhirnya masuk, pria yang tadinya menghalanginya menatap temannya bingung.

"Kau gila! Bagaimana jika aku tidak datang tepat waktu? Kau bisa mati!" Ucap temannya.

"Memangnya siapa gadis itu?" Tanyanya heran.

"Dia bukan gadis biasa, dia itu bisa dengan mudah mengendalikan penguasa Roppongi." Ucap temannya.

"Eh!? Kau serius?! Dia mengendalikan haitani bersaudara dengan mudah?" Pria itu menatap temannya tidak percaya.

******

Siska masuk dengan santai kedalam dan memesan Ruangan khusus VVIP.

Pertandingan bawah tanah, merupakan salah satu hiburan gelap yang cukup terkenal milik haitani bersaudara.

Siska cukup menikmati pertandingan yang berlangsung dibawah, sebelum mendapat sebuah pelukan dari belakang.

"Siska, kau tidak bilang mau kesini?" Siska mengelus pelan kepala yang bersandar di bahunya.

"Kenapa?" Tanya Siska.

"Aku atau aniki kan bisa menjemputmu." Ternyata yang memeluk Siska adalah adik bungsunya, Rindou.

"Itu benar, kenapa tidak bilang?" Tanya Ran dari belakang.

"Aku tidak berniat kesini tadi, hanya ingin jalan-jalan. Karena bosan aku mampir." Jawab Siska.

Siska menatap kedua adiknya, sebelum akhirnya menghela napas pasrah.

"Ini curang, kalian jadi lebih tinggi dariku." Gerutu Siska.

"Makanya minum susu." Ucap Rindou.

"Kalian saja yang ketinggian." Balas Siska.

Memang benar adik-adiknya tumbuh lebih tinggi darinya, terlebih Ran. Siska kan jadi merasa pendek, padahal dulu mereka hanya sebahunya, sekarang kebalikannya.

"Kak, kau tidak ada niat untuk bermain-main?" Tanya Ran.

Siska diam, kalau mereka memanggilnya kakak pasti ada maunya.

"Kau mau apa Ran?" Tanya Siska.

"Kakak, terlalu peka itu tidak baik~" ucap Rindou.

"Bacot Rin." Rindou cemberut saat mendengar itu.

"Kakak kan kuat? Tidak berniat untuk bergabung dengan kami?" Tanya Ran.

"Hmm ... Akan kupikirkan, tapi aku tidak jamin akan mau." Jawab Siska.

"Aku tau~" Ran tersenyum senang.

"Oh iya, malam ini temani aku ke festival yah!" Ajak Siska.

"Kak, nanti gendut loh makan terus~"  Rindou mengambil takoyaki yang berada ditangan Siska dan memakannya.

"Bilang aja mau minta. Lagian aku ga bakal gendut! Sana!" Siska mendorong Rindou menjauh darinya.

"Enak, beli dimana?" Rindou tidak memperdulikan Siska yang mengusirnya menjauh, dia tetap mendekati Siska untuk mengambil makanannya.

"Ran! Adikmu nih!" Siska bersusah payah menjauhkan makanannya.

Bukannya membantu Ran malah ikut memakan takoyaki Siska lalu memeluknya.

"Rin benar, ini enak." Ucap Ran.

"Hei! Ini punya ku!" Siska menjauhkan takoyaki nya dari Ran.

"Menyingkir dariku!" Kesal Siska.

Tidak ada yang bergeming, Siska makin kesal, dia yang beli mereka yang makan.

'adek bangsat!' Batin Siska.

Sejak keluar dari penjara mereka malah makin lengket dengan Siska, apa yang mereka alami disana sampai pas keluar makin manja? Makin hari makin banyak tingkahnya.

******
.
.
.
.
.

Note: vide juga mau jadi mbak Siska! Banyak duit soalnya ♡⁠(⁠Ӧ⁠v⁠Ӧ⁠。⁠)

18 Desember 2023.


°Remaining Time°| Haitani BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang