Bagian 25

442 60 2
                                    

.
.
.
.
.
******

"Keluar?"

"Iya."

"Alasannya?"

"Sisa waktuku sudah habis. Aku harus pulang."

"..."

"Baiklah, terserah padamu." Siska tersenyum mendengar itu.

Setelah itu pandangannya kembali kebawah, melihat mucho yang membawa pisau kecil.

"Pisau?" Siska tersenyum tipis. "Putus asa sekali."

Tepat saat mucho akan menyerang, kakucho menghalanginya. Kakucho menahan pisaunya dan memukul perut mucho yang membuatnya pingsan.

"Izana! Kau bisa menghukum ku nanti." Teriak kakucho dari bawah.

Izana hanya diam dan melihat.

Setelah itu kakucho dengan cepat menjatuhkan anggota Toman dalam satu pukulan hingga menyisakan Takemicchi seorang.

Hanma terkekeh. "Seharusnya kau mengirimnya sejak awal."

"Kalau dia bisa melakukan pekerjaan Top 4 lainnya, itu tidak masalah." Ucap izana.

Kakucho terus menghajar Takemicchi tapi Takemicchi tidak tumbang sama sekali, dia terus bangkit.

Izana turun dan menghampiri mereka.

"Lama sekali." Gumam Siska pelan.

Tak lama kisaki juga ikut turun dan bergabung dengan mereka dibawah menyisakan Siska sendirian diatas sana.

Siska melebarkan matanya saat melihat kisaki menodongkan pistol tepat di kepala Takemicchi.

"Hee ... Dia bawa senjata?~"

Siska kemudian mengalihkan perhatian dari mereka, dia meregangkan tubuhnya sejenak lalu mengeluarkan ponselnya.

"Halo~ tolong kirimkan ambulans dan petugas kepolisian kesini. Ada yang tawuran." Setelah itu Siska menutup panggilannya.

'mampus kalian, cepat kelar tawurannya.' Batin Siska.

DOR!

Siska menoleh kebawah melihat kisaki menembak kaki Takemicchi.
Mengabaikan hal itu, Siska perlahan turun dari atas sana.

'Turunnya susah Cok!'

Setelah beberapa saat Siska berhasil turun dari atas sana dengan selamat. Saat sudah sampai di dekat mereka Siska melihat Takemicchi yang memukul kisaki.

'Berapa banyak yang ku lewatkan?'

Saat Takemicchi ingin memukulnya lagi izana menghalanginya.
"Jangan ikut campur izana!"

"Menyingkirlah kisaki." Ucap izana.

Izana kemudian terus menghajar Takemicchi tapi Takemicchi selalu bangun, tak peduli berapa banyak pukulan atau tendangan yang dia terima hingga membuat izana kesal.

"Keparat yang gigih."

Setelah beberapa saat mereka semua dikejutkan dengan kedatangan Mikey.
Sementara Siska pergi kearah adiknya.

"Kakak!" Rindou langsung memeluk Siska saat Siska sampai disampingnya.

"Kena wajahmu ya?" Siska menatap Rindou yang mengangguk.

'sayang banget, wajah itu aset penting.'

"Makanya jangan sombong." Ucap Siska.

"Aku tidak sombong." Sahut Rindou.

"Keras kepala, padahal Ran sudah memperingatkan mu bukan?" Rindou hanya diam.

"Kau tidak separah Ran karena aku sempat menembak tangannya untuk mengurangi dampak pukulannya."

°Remaining Time°| Haitani BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang