bagian 16

499 67 1
                                    

.
.
.
.
.
******

Entah kenapa sudah jadi kebiasaan bagi para anggota tenjiku, geng paling berpengaruh di Kanagawa, dimana basis utamanya berada di yokohama. Untuk berkumpul walaupun kadang tidak ada kegiatan yang terlalu penting.

Haitani Rindou, salah satu eksekutif di tenjiku entah kenapa sedari tadi perasaannya tidak enak, rasanya ada hal yang mengganjal.

"Citt ... Citt ... Citt ..."

"Suara cicitan, tapi dimana?" Rindou mencoba memperhatikan sekelilingnya, sedari tadi dia terus mendengar suara cicitan tapi tidak ada pelakunya.

"Nii-chan kau dengar suara cicitan tidak?" Rindou menanyakan suara yang dia dengar pada Ran.

"Tidak tuh. Ada apa memangnya?" Tanya Ran.

"Dari tadi aku terus mendengar suara cicitan, tapi tidak tau asalnya." Jawab Rindou.

"Paling hanya halusinasi mu." Balas Ran.

"Mungkin kau benar."

"Citt ... Citt ... Citt ..."

"Tidak, aku tidak salah dengar." Ucap Rindou.

Sesaat Rindou tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang bergerak-gerak didalam sakunya.

'Tidak mungkin kan?' Batinnya.

Rindou perlahan memasukan tangannya kedalam saku kirinya, jarinya merasakan sesuatu yang lembut dan kecil. Ada suaranya pula.

Dengan cepat Rindou mengangkat keluar makhluk kecil di sakunya, ekspresi syok muncul diwajahnya ketika melihat buntalan berbulu putih itu.








































































































































"BANGSAT TIKUS!!!" Secepat kilat Rindou melempar benda ditangannya kearah shion yang sedang duduk didepannya.

"Tunggu Rin-" Ran terdiam, dia tidak sempat menghentikan Rindou. sepertinya dia tau makhluk apa yang dilemparkan Rindou.

"KENAPA KAU LEMPAR KESINI!!?" Shion berteriak saat sebuah bola bulu kecil mendarat tepat di wajahnya.

Dengan cepat tangannya melempar benda hidup itu ke sembarang arah.

"Rindou kenapa kau bawa tikus?!" Tanya shion saat melemparnya.

"Aku tidak membawanya!!" Sahut Rindou.

"Kenapa kali-"

Pluk!

Seseorang yang baru saja masuk terdiam saat merasakan sesuatu baru saja mendarat diatas kepalanya. Wajahnya menggelap.

"I-izana ...?" Ucap Ran terbata, Rindou dan shion menoleh patah-patah kearah izana.

Mampus.

Jujur saja kalau izana bukan ketuanya Ran mungkin akan tertawa, tapi tidak dulu dia masih mau hidup lama.

"Apa.yang.sedang.kalian.lakukan?" Izana tersenyum, tapi kenapa mereka merasa merinding. Senyuman yang mematikan ya.

"A-ah itu ... " sial, bagaimana cara mereka menjawabnya?

Izana menurunkan makhluk kecil yang ada diatas kepalanya dan meletakkannya di atas telapak tangannya.

'tikus?' Batinnya.

°Remaining Time°| Haitani BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang